Waspada DBD Saat Pancaroba, Pemkab Bogor Gencarkan PSN Berbasis Masyarakat
Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor memperkuat strategi pengendalian berbasis masyarakat dengan kembali menggalakkan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) sebagai langkah utama pencegahan. |
Cibinong, DINAMIKA NEWS – Menghadapi potensi peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) saat musim pancaroba, Pemerintah Kabupaten Bogor melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) memperkuat strategi pengendalian berbasis masyarakat dengan kembali menggalakkan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) sebagai langkah utama pencegahan.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Bogor, Adang Mulyana, mewakili Plt. Kepala Dinkes, menegaskan bahwa perubahan cuaca yang tidak menentu saat ini meningkatkan potensi berkembangbiaknya nyamuk Aedes aegypti, vektor utama penyebab DBD.
"Kami mengajak seluruh masyarakat untuk bersama-sama melakukan PSN secara serentak. Ini metode yang paling efektif. Gerakan Jumat Bersih (Jumsih) harus kita hidupkan kembali," ujar Adang, Selasa (15/4/2025).
Meski secara data terjadi penurunan hampir 50% dibanding tahun sebelumnya, kewaspadaan tetap harus dijaga, mengingat secara pola musiman, lonjakan kasus DBD biasanya terjadi sejak September hingga Mei.
Menurut Adang, kunci utama pencegahan ada di tangan masyarakat. Melalui Puskesmas dan kader kesehatan yang telah aktif sejak akhir 2024, Dinkes terus mendorong penyuluhan langsung ke masyarakat sebagai langkah promotif dan preventif yang lebih efektif daripada fogging.
"Fogging itu bukan solusi utama, melainkan langkah terakhir. Fogging hanya dilakukan jika hasil Penyelidikan Epidemiologi (PE) menemukan kasus positif dan jentik Aedes aegypti dalam radius tertentu," tegasnya.
Lebih lanjut, Adang mengingatkan bahwa penggunaan insektisida yang berlebihan justru dapat memunculkan resistensi pada nyamuk, sehingga penanganan ke depan bisa menjadi lebih sulit. Oleh karena itu, fogging dibatasi pada radius maksimal 200 meter dari lokasi kasus positif.
Ia juga mengimbau masyarakat, khususnya para orang tua, untuk memperhatikan aktivitas anak-anak di pagi dan sore hari, saat nyamuk DBD paling aktif. Penggunaan kelambu, lotion anti nyamuk, serta menjaga daya tahan tubuh dan kebersihan lingkungan adalah upaya pencegahan yang sederhana namun sangat penting.
"Banyak kasus terjadi pada anak-anak, kemungkinan besar saat mereka bermain atau bersekolah di pagi hari. Maka, peran orang tua sangat vital dalam pencegahan," tambahnya.
Dinkes Kabupaten Bogor terus melakukan pemantauan intensif terhadap tren peningkatan kasus di seluruh kecamatan. Dengan melibatkan masyarakat, sekolah, komunitas lokal hingga rumah tangga, pemerintah berharap Gerakan PSN bisa menjadi budaya kolektif.
"DBD tidak bisa diberantas hanya oleh pemerintah. PSN adalah tanggung jawab kita bersama," pungkas Adang. (**)