![]() |
Logo Kongres Pendidikan NU di Harlah Ke-102 Nahdlatul Ulama |
Peluncuran logo dilakukan secara simbolis oleh Ketua Umum
PBNU KH Yahya Cholil Staquf, Ketua PBNU Alissa Wahid, dan Ketua LP Ma'arif NU
Ali Ramdhani. Dalam acara tersebut, makna dan filosofi di balik logo juga
dijelaskan kepada para hadirin.
Filosofi
Logo Kongres Pendidikan NU
Logo Kongres Pendidikan NU ini terdiri dari tiga elemen
utama yang saling melengkapi. Pertama, gambar buku yang terbuka melambangkan
kitab atau sumber ilmu pengetahuan. Elemen ini menegaskan pentingnya pendidikan
berbasis literasi dan keilmuan dalam tradisi NU.
Kedua, simbol lima pilar berwarna emas menggambarkan
berbagai jalur pendidikan di bawah naungan NU. Pilar-pilar ini mencakup pondok
pesantren, sekolah-sekolah yang dikelola oleh LP Ma'arif NU, dan perguruan
tinggi NU, sebagai wujud keberagaman jalur pendidikan yang dikembangkan oleh
organisasi.
Ketiga, bagian atas logo dihiasi dengan logo kebesaran NU.
Simbol ini terdiri dari jagat yang dihiasi lima dan sembilan bintang, huruf
‘dhad’, serta tambang yang terikat melintasi jagat. Elemen-elemen ini merupakan
simbol utama identitas NU yang menunjukkan komitmen organisasi terhadap
pendidikan berbasis nilai-nilai Islam Ahlussunnah wal Jama’ah.
Agenda
Kongres Pendidikan NU
Kongres Pendidikan NU dijadwalkan berlangsung di Hotel
Bidakara, Jakarta Selatan, pada 22-23 Januari 2025. Kongres ini menjadi
momentum penting untuk merumuskan arah dan strategi pendidikan NU di masa
depan.
Dalam sambutannya, KH Yahya Cholil Staquf menyampaikan bahwa
pendidikan dan keluarga adalah dua elemen utama yang menjadi visi para pendiri
NU. “Inisiatif ini memang didesain dalam sistematika dua tonggak besar, yaitu
pendidikan dan keluarga. Dua tonggak besar ini adalah tonggak utama dalam visi
yang dirumuskan oleh para pendiri NU untuk membangun peradaban,” ujar Pengasuh
Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang tersebut.
Rekonstruksi
Sistem Pendidikan di Era Digital
Ketua LP Ma'arif NU, Muhammad Ali Ramdhani, menekankan
pentingnya pembaruan sistem pendidikan agar relevan dengan tantangan zaman.
“Tugas lembaga pendidikan saat ini adalah merekonstruksi sistem pendidikan agar
mampu membentuk karakter yang tangguh, adaptif, dan bermoral. Dengan karakter
inilah, kita mampu menghadapi tantangan zaman, termasuk di era digital,”
jelasnya.
Kongres Pendidikan NU diharapkan dapat menjadi ajang diskusi
dan pengambilan keputusan strategis yang akan membawa dampak positif bagi
sistem pendidikan di lingkungan NU, sekaligus mencetak generasi yang tangguh
dan berdaya saing di tengah perubahan global. (**)