Rusia Bombardir Ukraina, Presiden Volodymyr Zelenskiy Tak Akan Menyerah
3/01/22
Jakarta, Dinamika News -- Di hari kelima Invasi Rusia ke Ukraina, Misil atau roket roket Rusia bimbardir hingga memporak- porandakan infrastruktur Ukaraina. Ratusan warga sipil Ukraina terpaksa mengungsi kenegara tetangga dan belum ada tanda perang akan berakhir.
Ditengah invasi yang dilancarkan Rusia, dunia internasional mengutuk keras invasi yang dilakukan, karena korban sipil terus berjatuhan. Invasi yang dilakukan Rusia merupakan perang terbesar di daratan Eropa, sejak perang dunia kedua.
Sejak malam menjelang pagi dalam invasi pada hari kelima ledakan mortir terus terdengar belum di berbagai kota. Ratusan mortir telah ditembakkan disejumlah kota besar di Ukraina, menambah jumlah pengungsi warga Ukraina.
Memasuki hari kelima Rusia terus menambah peralatan perang dan pasukan Alteri. Tak kurang dari 200 ribu pasukan berikut peralatan tercanggih di kerahkan untuk mengepung sejumlah kota besar di Ukraina. Pejabat ventagon menyebutkan tak kurang dari 400 misil di tembakan dan merontokan sejumlah bangunan militer.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyatakan tidak akan menyerah atas invasi yang dilancarkan Rusia. Warga sipil dan militer Ukraina terus melakukan perlawanan terhadap gempuran pasukan Rusia. Suara tembakan terus terdengar disudut kota dan belum ada tanda tanda invasi akan berakhir.
Keputusan Amerika Serikat (AS) dan NATO untuk mengeluarkan Rusia dari sistem SWIFT dan bisa jadi akan menyebabkan pukulan balik yang menghancurkan. Langkah ini dapat menghancurkan dolar dan mengakhiri kekuasaannya mata uang cadangan global.
Sejak puncak Perang Dingin dan serangan 2014 ke Ukraina berujung pada aneksasi Crimea. Ketegangan kini semakin tinggi antara Barat dan Rusia, tatkala Ukraina "dimasuki" militer Rusia sejak Kamis pekan lalu. (Adie)