-->

Warga Bojong Koneng Hadang Aksi Tapal Batas Lahan oleh PT Sentul City

Babakan Madang, DinamikaNews -- Ratusan warga Desa Bojong Koneng  berbondong-bondong, menolak keras dan menghadang aksi PT Sentul City yang hendak melakukan tapal batas lahan di Kampung Gunung Batu Kidul RW 11 dan RW 08.

Pantauan di lapangan, sempat terlontar kata-kata keras dan emosi warga yang memperjuangkan haknya, dengan menolak adanya aktivitas tapal batas tersebut. Namun hal ini, sempat meredam setelah beberapa perwakilan desa yang melerai dari ke Dua belah pihak, untuk tetap mengedepankan perdamaian.

Penasehat Hukum warga, Anjar Setiani dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Samudra Pasai Mas, menjelaskan bahwa warga Desa Bojong Koneng menginginkan adanya kepastian hukum, agar dapat dibuatkan sertifikat atas lahan yang telah mereka garap turun temurun sejak tahun 1930. 

"Karena, warga memiliki surat garapan yang terdaftar di kantor desa dan selama ini membayar pajak, sesuai dengan aturan pemerintah, jika bagi penggarap yang sudah lebih dari 20 tahun dapat memohonkan sertifikat," katanya, Jumat (01/10/2021)

"Warga tidak banyak menuntut. Warga hanya menginginkan keadilan dengan kepastian hukum. Karena sejauh ini, warga setempat merasa resah adanya aktivitas yang terus dilakukan PT.Sentul City dari yang sebelumnya melakukan penggusuran hingga saat ini hendak melakukan tapal batas di lingkungan perkampungannya," jelad Anjani.

Keresahan warga, dipicu lantaran masih adanya aksi yang dilakukan pihak PT.Sentul City, yang terus melakukan aksi penguasaan lahan tersebut, seperti yang saat ini melakukan tapal batas wilayah atau pematokan lahan. 

"Jadi, seharusnya tunggu dulu sampai adanya kepastian hukum hingga adanya penyelesaian, jangan main somasi, dan main patok tanah aja," terangnya.

Senada dikatakan Ade Imon selaku perwakilan warga Gunung Batu, mengaku kesal dengan sikap yang dilakukan pihak PT.Sentul City yang terus melakukan aksi penguasaan lahan, meski proses hukum masih berjalan.

"Harusnya tunggu dulu keputusan dari proses hukumnya, paling tidak ngomong dulu ke warga, jangan main patok dan main gusur lahan di kampung kami. Kami juga akan menyadari jika sudah adanya penyelesaian hukumnya," jelasnya.

Kekesalan warga, diperkuat dengan adanya isu bahwa pihak RT RW menyetujui aksi yang dilakukan PT.Sentul City, namun berbeda dengan  warga yang kompak menolak keras aksi tersebut.

"RT RW setujui kegiatan tapal batas, tapi kan warga tetap kompak menolak keras. Tentunya, kami warga akan terus berjaga-jaga di lokasi, karena dikhawatirkan pihak PT.Sentul kembali melakukanya," ujarnya.

Sementara itu, perwakilan PT.Sentul City yang dipimpin Bambang bersama beberapa rekannya, tidak bisa berkutik ketika didatangi puluhan warga, untuk menanyakan maksud dan tujuannya datang di wilayah desanya. (Amsar)

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel