BOGOR, dinamikanews.id -- Rencana pembangunan jalan alternatif yang akan melewati kawasan cagar budaya menuai penolakan keras dari berbagai elemen masyarakat. Sedikitnya 100 komunitas budaya, lingkungan, dan masyarakat adat menyatakan sikap menolak proyek tersebut karena dinilai mengancam situs bersejarah peninggalan Kerajaan Pajajaran.
"Kami menolak rencana pembangunan jalan alternatif yang akan melewati kawasan cagar budaya. Pernyataan sikap ini sudah siap, dan lebih dari 100 komunitas siap menandatangani," tegas Gugum, salah satu tokoh penggerak pelestarian budaya dalam konferensi pers, Minggu (28/9/2025).
Menurut Gugum, dua situs penting yang terancam adalah Benteng Banker Mandiri dan Tampian Sumur Tujuh, yang selama ini dikenal sebagai bagian tak terpisahkan dari warisan budaya Pajajaran. Ia menegaskan bahwa pembangunan jalan di kawasan ini sama saja dengan melakukan pengrusakan terhadap nilai-nilai sejarah yang masih hidup di tengah masyarakat.
"Ini bukan sekadar soal bangunan tua. Ini soal identitas, sejarah, dan warisan leluhur yang tidak bisa digantikan," ujarnya.
Dalam waktu dekat, Gugum dan perwakilan komunitas berencana melakukan audiensi resmi dengan pihak pemerintah. Di saat yang sama, mereka juga terus menggalang dukungan dari masyarakat adat serta kelompok pelestari budaya lainnya.
Gerakan penolakan ini mendapat sambutan positif dari publik. Banyak pihak menilai bahwa pembangunan infrastruktur seharusnya tidak mengorbankan situs sejarah dan nilai-nilai budaya yang menjadi fondasi jati diri bangsa.
"Pembangunan memang penting, tapi harus memperhatikan aspek keberlanjutan dan pelestarian budaya. Jangan sampai kita kehilangan jejak sejarah demi kemudahan sesaat," kata salah satu warga yang ikut mendukung gerakan ini. (**)