Dr. Jufri Alkatiri Bicara Krisis Media, Kedaulatan Informasi, dan Harapan untuk Gen Z - Dinamika News
News Update
Loading...

7/13/25

Dr. Jufri Alkatiri Bicara Krisis Media, Kedaulatan Informasi, dan Harapan untuk Gen Z

Dr. Jufri Alkatiri, pakar komunikasi, jurnalis senior, dosen lintas kampus, dan penguji Uji Kompetensi Wartawan (UKW) – membuka tabir krisis ini dengan jujur, kritis, dan visioner.

Depok, dinamikanews.id – Krisis media bukan sekadar krisis bisnis. Ia adalah ancaman serius bagi kedaulatan informasi dan kesehatan demokrasi. Di tengah arus informasi tak terbendung dan tekanan dari platform digital global, media nasional kini berada di titik genting. Banyak yang kolaps, sebagian lainnya terseok mempertahankan nyawa.

Dalam wawancara eksklusif di Kota Depok pada Minggu (13/7/2025), Dr. Jufri Alkatiri, pakar komunikasi, jurnalis senior, dosen lintas kampus, dan penguji Uji Kompetensi Wartawan (UKW) – membuka tabir krisis ini dengan jujur, kritis, dan visioner.

"Ini bukan semata soal PHK atau iklan yang hilang. Ini tentang hilangnya kedaulatan informasi bangsa. Negara tidak boleh terus jadi penonton."

Menurut Dr. Jufri, negara memegang tanggung jawab konstitusional untuk menjaga eksistensi media lokal sebagai pilar keempat demokrasi. Ia menyoroti dominasi platform asing yang menyedot pendapatan iklan digital nasional, sementara media lokal justru megap-megap.

"Australia dan Kanada berani memaksa platform global berbagi keuntungan dengan media lokal. Kita? Masih sibuk dalam wacana. Ini harus berubah," tegasnya.

Ia mengusulkan regulasi pembagian pendapatan yang adil, perlindungan fiskal, serta insentif untuk media yang menjaga kualitas dan keberpihakan pada publik.

Di sisi lain, Dr. Jufri juga mengingatkan bahwa media tidak bisa lagi berpikir dengan paradigma lama. Dunia informasi telah berubah. Kini dikendalikan algoritma, ritmenya ditentukan kecepatan, relevansi, dan kreativitas.

"Berpindah ke digital itu baru langkah awal. Media harus menjadi multiplatform yang cerdas, strategis, dan dekat dengan cara berpikir generasi muda."

Ia menilai bahwa untuk bisa bertahan dan tumbuh, media harus menawarkan konten yang tidak hanya cepat dan menarik, tapi juga bermakna dan mencerahkan.

Generasi Z: Potensi Emas Jurnalisme Masa Depan

Optimisme datang dari generasi muda. Menurut Dr. Jufri, generasi Z dan milenial Indonesia adalah generasi yang paling adaptif secara teknologi di Asia Tenggara. Banyak dari mereka cerdas, kritis, dan cepat belajar.

"Saya lihat sendiri dari mahasiswa maupun peserta UKW muda. Potensi mereka luar biasa. Tapi potensi itu butuh pembinaan agar tidak salah arah," ujarnya.

Ia menekankan pentingnya mentoring, lingkungan profesional yang sehat, serta ekosistem jurnalisme yang mendukung tumbuhnya karakter dan integritas.

Sebagai penguji UKW, Dr. Jufri menilai bahwa uji kompetensi wartawan seharusnya dimaknai bukan sekadar sebagai formalitas administratif.

"UKW adalah ruang refleksi. Wartawan itu pelayan publik dan penjaga akal sehat bangsa. Integritas harus jadi inti dari profesi ini."

Ia mengajak agar proses UKW menjadi bagian dari upaya kolektif memperkuat kembali nilai-nilai dasar jurnalisme.

Indonesia, kata Jufri, tak boleh terus-menerus jadi penonton di arena digital global. Sudah saatnya membangun sistem dan ekosistem media sendiri yang mandiri secara ekonomi dan berdaulat secara informasi.

"Konten kita dikonsumsi dunia. Tapi manfaatnya justru lari ke luar negeri. Kita harus berani mengambil langkah, menciptakan platform dan sistem yang menguntungkan bangsa sendiri."

Menutup wawancara, Dr. Jufri menegaskan bahwa masa depan media nasional tidak bisa diserahkan pada satu pihak saja. Pemerintah, media, akademisi, dan masyarakat, semuanya harus bergerak bersama.

"Kita harus gotong royong. Pemerintah sebagai fasilitator, media sebagai inovator, akademisi sebagai pembina, dan publik sebagai penjaga. Inilah satu-satunya cara menyelamatkan masa depan pers Indonesia." (Jamil)

Share with your friends

Give us your opinion
Notification
Aktifkan loncengnya jika ingin update artikel di web ini.
Done