Mendengar Suara Kecil: Inovasi Kota Bogor dalam Musrenbang Tematik Anak
Penyelenggaraan Musrenbang Tematik Anak oleh Bapperida di Agreya Coffee pada Kamis (16/1/2025). |
Sebagai kota dengan populasi anak yang mencapai 23,82% dari total penduduk per Juni 2024, isu-isu terkait anak menjadi fokus utama. Kepala Bapperida Kota Bogor, Rudy Mashudi, menegaskan bahwa kegiatan ini bertujuan memastikan inklusi seluruh elemen masyarakat, termasuk anak-anak, dalam pembangunan.
"Semangat kami adalah memastikan tidak ada yang tertinggal, sesuai dengan arahan SDGs: no one left behind. Musrenbang Anak ini akan mendorong isu-isu terkait anak masuk ke dalam dokumen RKPD 2026 dan RPJMD 2025-2029," ujar Rudy.
Pelaksanaan Musrenbang Anak secara mandiri tahun ini juga merespons rekomendasi dari program Rencana Aksi Nasional Peningkatan Kesejahteraan Anak Usia Sekolah dan Remaja (RAN PIJAR), di mana Kota Bogor menjadi pilot project nasional.
Menjawab Tantangan Anak-Anak Kota
Musrenbang Tematik Anak menjadi strategis di tengah tantangan besar yang dihadapi generasi muda. Data dari UPTD PPA Kota Bogor menunjukkan 98 kasus kekerasan terhadap anak pada tahun 2024. Selain itu, isu perokok pemula, ketergantungan pada gawai, hingga rendahnya rasa percaya diri untuk bercita-cita menjadi tantangan yang perlu ditangani serius.
Radipta Azki Athaya, Ketua Forum Anak Kota Bogor (Fanator), menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya acara ini. "Kami bersyukur dapat terlibat dalam proses perencanaan pembangunan kota. Ini adalah kesempatan besar bagi anak-anak untuk menyampaikan suara kami," ungkap Radipta.
Kolaborasi untuk Masa Depan Anak
Kegiatan ini juga mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk KemenPPPA, KPAID, Childfund Internasional, dan komunitas lokal seperti Warga Upadaya. Dari hasil diskusi yang melibatkan 80 perwakilan anak, sejumlah rekomendasi penting dirumuskan, antara lain:
-
Pendidikan dan Kesejahteraan Anak
- Pelatihan konvensi hak anak bagi guru BK untuk memperkuat peran mereka.
- Tindak lanjut data Jaringan Aplikasi Anti Putus Sekolah (JAPATI) dengan beasiswa miskin dan perluasan PKBM.
- Kampanye internet sehat serta penguatan Kawasan Tanpa Rokok di sekolah.
-
Kesehatan dan Keamanan Anak
- Pembinaan kantin sehat bekerja sama dengan Dinkes dan BPOM.
- Pengawasan infrastruktur ramah anak seperti pedestrian, JPO, dan taman kota.
-
Akses Informasi dan Literasi Anak
- Peningkatan kualitas perpustakaan sekolah dan akses ke Perpustakaan Nasional.
Langkah Besar Menuju Kota Ramah Anak
Analis Kebijakan Muda KemenPPPA, Andi Nirmalasari, mengapresiasi langkah inovatif Pemkot Bogor ini. "Ini adalah terobosan besar yang memperlihatkan keseriusan Pemkot Bogor mendengar suara anak-anak. Langkah ini lebih maju dibandingkan daerah lain," ujarnya.
Musrenbang Anak menjadi simbol nyata kolaborasi pemerintah, masyarakat, dan anak-anak untuk mewujudkan Kota Bogor yang ramah anak, sekaligus memberikan harapan baru bagi generasi penerus di tengah berbagai tantangan yang ada. (Ismet)