Ponpes Daarul Ulum Muhammadiyah Majenang Terbakar, Santri Selamat, Semangat Tak Padam - Dinamika News
News Update
Loading...

10/21/25

Ponpes Daarul Ulum Muhammadiyah Majenang Terbakar, Santri Selamat, Semangat Tak Padam

Sisa kebakaran pontrenmu Daarul Ulum Majenang Cilacap.

CILACAP, dinamikanews.id — Dini hari yang biasanya hening berubah menjadi kepanikan luar biasa di Pondok Pesantren (Ponpes) Daarul Ulum Muhammadiyah, Jalan Sirkaya No. 10 RT 03 RW 18, Desa Jenang, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Selasa (21/10/2025). Api tiba-tiba melahap tiga asrama putri dan satu ruang kelas. Dalam hitungan menit, kobaran si jago merah membuat ratusan santriwati berhamburan keluar menyelamatkan diri di bawah langit yang memerah.

Sekitar pukul 01.15 WIB, beberapa santriwati mencium bau gosong dan melihat percikan api dari salah satu kabel di lantai dua Asrama Maryam, yang dihuni 21 santriwati. Dalam waktu singkat, api menjalar ke dua bangunan lain: Asrama Hafsoh (28 santriwati) dan Asrama Fatimah (26 santriwati).

"Kami sedang tidur, lalu terdengar suara percikan. Ternyata kabel terbakar dan menyambar kasur. Api langsung membesar, kami semua berlarian keluar sambil teriak minta tolong," tutur Bilqis, salah satu santriwati, dengan suara bergetar.

Musyrif pondok, Ustaz Fadil Raik Kurniawan, bersama pengasuh lainnya segera menghubungi Pos Damkar Majenang. Upaya pemadaman manual tidak membuahkan hasil. Dua unit mobil pemadam kebakaran dan satu tangki air BPBD Majenang diterjunkan ke lokasi.

Bersama relawan MDMC, KOKAM, Satpol PP, dan warga sekitar, petugas berjibaku hampir dua jam hingga api benar-benar padam pukul 03.00 WIB.

Kepala Pos Damkar Majenang, Sartono, memastikan tidak ada korban jiwa.

"Seluruh santri selamat tanpa luka. Namun tiga asrama dan satu ruang belajar, masing-masing berukuran 8x9 meter, hangus terbakar. Dugaan sementara, penyebab kebakaran adalah korsleting listrik," ujarnya.


Pagi menjelang, halaman pondok berubah menjadi lautan haru. Para orang tua berdatangan dari berbagai daerah setelah mendengar kabar duka. Sebagian santriwati menangis di pelukan ibu mereka, sementara yang lain duduk diam di depan masjid, menatap sisa puing yang kini tinggal arang.

Namun di balik air mata itu, terselip rasa syukur yang dalam. "Kami kehilangan pakaian dan buku, tapi kami masih punya nyawa dan semangat. Itu yang paling penting," ucap Aisyah, salah satu santriwati, lirih namun tegas.

Seluruh santriwati kini ditempatkan sementara di Masjid Birrul Walidain dalam kompleks pondok. Relawan MDMC dan KOKAM membantu membersihkan puing-puing serta menyalurkan bantuan darurat seperti pakaian, perlengkapan ibadah, dan alat tulis.

Ketua PCM Majenang, KH. Masykur Ikhsan, S.Ag., M.Pd., turun langsung ke lokasi sejak subuh. Ia menyampaikan rasa syukur dan apresiasi atas kesigapan semua pihak.

"Santri dari Asrama Maryam, Hafsoh, dan Fatimah akan dipulangkan sementara. Asrama Maryam paling parah karena ludes terbakar. Santri putra tetap di pondok seperti biasa," jelasnya.

PCM Majenang bersama Lazismu dan MDMC membuka posko bantuan untuk memenuhi kebutuhan mendesak para santriwati. Sejumlah sekolah Muhammadiyah di sekitar Majenang juga mulai menggalang solidaritas.

Pengasuh pondok, Kyai Jasmadi, S.Pd.I., M.Pd., menyampaikan rasa syukur di tengah duka.

"Alhamdulillah, semua santriwati selamat. Terima kasih kepada Damkar, MDMC, KOKAM, BPBD, dan warga yang membantu pemadaman dan evakuasi," ujar alumni Pascasarjana UMP itu. Ia memperkirakan kerugian material mencapai lebih dari Rp500 juta.

Meski duka menyelimuti, semangat para santri tetap menyala.

"Kebakaran boleh menghanguskan bangunan, tapi tidak akan memadamkan semangat menuntut ilmu," tegas Kyai Aly Syahbana, SE., MM., pengasuh utama pondok.

Di tengah bara api yang membakar tiga asrama dan satu ruang kelas, terlihat pemandangan penuh harapan: relawan KOKAM dan MDMC bahu-membahu dengan warga, guru menenangkan santri, dan jamaah masjid datang membawa pakaian serta makanan hangat.

"Bangunan bisa kita bangun lagi, tapi kebersamaan ini tak boleh padam," kata Kyai Jasmadi dengan mata berkaca-kaca.

Musibah itu menjadi pengingat bahwa dari abu kebakaran, tumbuh kembali bara semangat dakwah, pendidikan, dan kemanusiaan yang menyala di bawah panji Muhammadiyah.

Penulis: Tarqum Aziz (JurnalisMu)

Share with your friends

Give us your opinion
Notification
Aktifkan loncengnya jika ingin update artikel di web ini.
Done