DLH Kabupaten Bogor Dorong Pengurangan Sampah dari Sumbernya: Pesantren dan Sekolah Jadi Pelopor Gerakan Hijau - Dinamika News
News Update
Loading...

10/08/25

DLH Kabupaten Bogor Dorong Pengurangan Sampah dari Sumbernya: Pesantren dan Sekolah Jadi Pelopor Gerakan Hijau

CISARUA, dinamikanews.id — Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bogor menggelar Sosialisasi Pengurangan Sampah dengan tema "Bersama Mewujudkan Pengelolaan Sampah yang Berkelanjutan", yang berlangsung di Hotel Bayak and Resort, Jalan Raya Puncak, Cilember, Kecamatan Cisarua selama tiga hari, 8-10 Oktober 2025.

Kegiatan ini diikuti oleh lebih dari 100 peserta yang berasal dari kalangan sekolah, pesantren, unsur desa dan kecamatan, serta Komperasi Merah Putih dan Karang Taruna dari tiga kecamatan, yaitu Ciawi, Megamendung dan Cisarua.

Kepala Seksi Pengurangan Sampah DLH Kabupaten Bogor, Nur Haryanti, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya pemerintah daerah untuk mengedukasi masyarakat agar mampu mengelola dan mengurangi sampah sejak dari sumbernya.

"DLH Kabupaten Bogor terus bergerak untuk mensosialisasikan pengelolaan sampah. Kami ingin masyarakat mampu mengurangi timbunan sampah yang dikirim ke TPA dengan cara mengelolanya langsung dari rumah, sekolah, maupun pesantren," ujar Nur Haryanti, Rabu (8/10).

Dalam kegiatan tersebut, para peserta mendapatkan materi dari sejumlah narasumber ahli di bidang pengelolaan sampah, di antaranya terkait pengembangan bank sampah, pembuatan komposter, dan budidaya maggot sebagai solusi inovatif pengolahan sampah organik dan anorganik.

Salah satu peserta, Ustadz Rahmatullah dari Pesantren Al Istiqomah, Desa Banjarsari, Kecamatan Ciawi, menyampaikan bahwa pelatihan ini memberikan wawasan baru yang dapat langsung diterapkan di lingkungan pesantren.

"Pelatihan ini sangat bermanfaat. Kami bisa menerapkan pemilahan sampah di pesantren dan masyarakat sekitar. Semoga menjadi kesadaran bersama untuk peduli terhadap lingkungan sekaligus membuka peluang ekonomi bagi pesantren," ungkapnya.

Sementara itu, Ustadz H. Cecep dari Pondok Pesantren Darul Huda, Kampung Cilember, Desa Jogjogan, Cisarua, yang memiliki sekitar 500 santri, mengaku telah menjalankan sistem pemilahan sampah, namun masih menghadapi tantangan dalam pengelolaan sampah organik.

"Kami sudah memisahkan sampah, tapi untuk sampah organik dari sisa makanan santri masih jadi kendala. Kami berharap ada pendampingan dan solusi yang berkelanjutan," ujarnya.

Selain peserta dari pesantren, kegiatan ini juga menarik perhatian dari berbagai elemen masyarakat.
Asep, perwakilan Karang Taruna Lewimalang, Cisarua, mengaku tertarik untuk mengembangkan budidaya maggot setelah mendengar pemaparan dari narasumber.

Sementara Puji, Direktur Bank Sampah Nanas asal Desa Karang Tengah, Kecamatan Gunung Putri, membagikan pengalaman suksesnya dalam mengembangkan sistem bank sampah yang dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat.

Para peserta juga diajak mempraktikkan pemilahan sampah anorganik, agar mampu membedakan jenis-jenis sampah yang dapat didaur ulang dan bernilai ekonomis.

Maggot, Solusi Ramah Lingkungan dan Bernilai Ekonomi

Salah satu narasumber, R. Mursid dari KSM Mitra Ruhay Sukaraja, memaparkan teknik pengelolaan sampah organik melalui budidaya maggot.

"Budidaya maggot bukan hanya menyelesaikan masalah sampah organik, tapi juga punya nilai ekonomi tinggi. Maggot bisa dijual sebagai pakan ternak dan pupuk organik serta menghasilkan pendapatan tambahan bagi masyarakat," jelasnya.

Melalui kegiatan ini, DLH Kabupaten Bogor berharap gerakan pengurangan sampah dapat menular dan berkelanjutan, terutama dengan dukungan pesantren dan sekolah sebagai pionir perubahan perilaku masyarakat.

"Pengelolaan sampah bukan hanya tugas pemerintah, tapi tanggung jawab bersama. Kami ingin masyarakat bisa menjadi pelaku aktif dalam menjaga kebersihan dan keberlanjutan lingkungan," tutup Nur Haryanti. (Nan)

Share with your friends

Give us your opinion
Notification
Aktifkan loncengnya jika ingin update artikel di web ini.
Done