Pemilahan sampah organik dan anorganik sebelum dilakukan pengolahan sampah menjadi barang ekonomi. |
Sukaraja, DINAMIKA NEWS – Di tengah berbagai tantangan lingkungan, segelintir tokoh lokal bangkit membawa perubahan. Salah satunya adalah R. Mursid, Ketua Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Mitra Ruhay. Berbekal semangat gotong royong dan kepedulian lingkungan, ia menjadi motor penggerak pengelolaan sampah di desa, dari sistem yang belum tertata hingga menjadi gerakan kolektif yang produktif.
Masalah sampah sering dianggap isu besar yang butuh solusi dari pemerintah pusat. Namun di Desa Cikeas khususnya wilayah RW 05, Mursid membuktikan bahwa perubahan bisa dimulai dari akar rumput. Menurutnya, perubahan perilaku warga adalah kunci, dan itu hanya bisa dicapai lewat pendekatan yang dekat dengan budaya lokal.
"Kami bukan sekadar mengelola sampah, tapi membangun kesadaran kolektif bahwa lingkungan adalah tanggung jawab bersama," ujar Mursid di Workshop Mitra Ruhay, Kp Sukaraja RT 06 RW 05 Desa Cikeas, Kecamatan Sukaraja, Senin (30/6/2025).
Mursid mengakui, tantangan di lapangan sangat nyata, minimnya infrastruktur, rendahnya kesadaran masyarakat, dan anggaran desa yang terbatas. Banyak warga belum paham pentingnya memilah sampah atau dampak jangka panjang dari pembuangan sembarangan.
Namun alih-alih menunggu bantuan datang, ia memilih bergerak. Bersama timnya di KSM Mitra Ruhay, ia memulai edukasi dari pintu ke pintu, mengadakan pelatihan sederhana, dan memperkenalkan sistem pemilahan sampah di rumah-rumah warga.
![]() |
Ketua KSM Mitra Ruhay memberikan pelatihan pengelolaan sampah menjadi barang ekonomi. |
Pengelolaan Sampah Sebagai Gerakan Sosial
Mursid tidak berdiri sendiri. Ia aktif mengajak tokoh agama, pemuda desa, hingga sekolah-sekolah untuk terlibat. Di mata Mursid, pengelolaan sampah bukan sekadar soal teknis, melainkan gerakan sosial yang melibatkan semua kalangan.
"Ketika semua merasa memiliki tanggung jawab, pengelolaan sampah menjadi lebih mudah. Ini bukan pekerjaan satu orang atau satu lembaga," katanya.
Keberhasilan Mursid dan timnya menjadi bukti bahwa kepemimpinan lokal yang proaktif dan berbasis komunitas mampu membawa perubahan nyata. Namun ia berharap dukungan lebih luas dari pemerintah daerah dan pusat, terutama dalam penguatan infrastruktur dan pendanaan jangka panjang.
"Kami sudah buktikan bahwa desa bisa, asal diberi kepercayaan dan dukungan," pungkasnya.
Apa yang dilakukan Ketua KSM Mitra Ruhay adalah cerminan bahwa solusi masalah sampah bisa datang dari desa, dari orang-orang yang peduli, dan dari tindakan kecil yang konsisten. Keteladanan lokal seperti ini adalah aset besar dalam mewujudkan Indonesia yang lebih bersih dan berkelanjutan. (Nan)