Pabrik Garmen di Kota Bogor Terbakar, Dedie Rachim Tinjau Langsung dan Soroti Keamanan Kerja
Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, turun langsung ke lokasi untuk meninjau proses pemadaman yang dilakukan oleh tim Damkar. |
Bogor, DINAMIKA NEWS – Asap hitam pekat membumbung tinggi dari Kelurahan Bojong Kerta, Kecamatan Bogor Selatan, Minggu (13/4/2025), saat pabrik garmen PT Agung Cipta Indah dilalap api. Kebakaran hebat ini terjadi di kompleks industri yang berlokasi di Jalan Rancamaya, tepat di samping Tol Bocimi, dan menyebabkan kerugian besar, termasuk batalnya pengiriman barang ekspor ke Jepang.
Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, turun langsung ke lokasi untuk meninjau proses pemadaman yang dilakukan oleh tim Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Bogor. Ia menyampaikan keprihatinannya atas musibah ini, mengingat pabrik tersebut menjadi salah satu penopang ekonomi lokal yang mempekerjakan sekitar 360 warga sekitar.
"Kita doakan agar pabrik ini bisa segera pulih dan kembali beroperasi. Saat ini, kurang lebih 300 pekerja terdampak dan tentu ini menjadi perhatian kami bersama," ujar Dedie Rachim di lokasi kejadian.
Dedie menegaskan bahwa Pemkot Bogor akan mendukung proses pemulihan dan mendorong perusahaan untuk kembali melakukan kegiatan ekspor seperti semula. Namun, ia juga menyoroti pentingnya peningkatan standar keselamatan kerja di lingkungan pabrik.
"Dalam situasi kebakaran ini terlihat beberapa titik lemah. APAR memang tersedia, tapi ruang penyimpanannya terkunci. Di luar gedung tidak ada APAR, padahal itu penting untuk respons cepat," tegasnya.
Dedie menambahkan bahwa setiap pabrik besar seharusnya dilengkapi dengan sistem sprinkler, hydrant, jalur evakuasi yang jelas, serta mitigasi kebakaran yang dilakukan secara rutin. Evaluasi menyeluruh terhadap standar keselamatan dinilai penting agar kejadian serupa tidak terulang.
Keterangan dari pihak Human Resource Development (HRD) PT Agung Cipta Indah, Erosita, menyebutkan bahwa api pertama kali muncul dari bagian depan gedung dan cepat merambat ke area pengepakan (packing) yang dipenuhi bahan mudah terbakar.
"Saat kejadian, pabrik sedang libur. Hanya dua satpam yang berjaga. Salah satunya melihat asap dan segera meminta bantuan," tutur Erosita.
Namun, karena gedung dalam kondisi terkunci dan alat pemadam berada di dalam ruangan, upaya pemadaman awal menjadi sangat terbatas. Alhasil, api cepat membesar dan melahap sebagian besar area produksi.
Pabrik yang berdiri di atas lahan seluas 11.000 meter persegi ini diketahui merupakan penerima fasilitas Kawasan Berikat dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Akibat kebakaran ini, pengiriman produk ke Jepang yang dijadwalkan dalam waktu dekat terpaksa dibatalkan.
Turut mendampingi Wali Kota Bogor dalam peninjauan, Plt Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Bogor, Agung Prihanto, serta sejumlah perwakilan dari manajemen perusahaan.
Pihak perusahaan berharap dapat segera melakukan pemulihan agar bisa kembali menyerap tenaga kerja dan menjalankan produksi seperti sedia kala. (Ismet)