Kemenpar Siap Genjot Wisata Kota Bogor, Tak Lagi Hanya Andalkan Acara Pemerintah
Wakil Menteri Pariwisata, Ni Luh Puspa, saat menghadiri panen raya padi di Kampung Tematik Desa Wisata AEWO, Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kamis (17/4/2025). |
Bogor, DINAMIKA NEWS — Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenparekraf RI) menyatakan komitmennya untuk mendukung pengembangan sektor pariwisata di Kota Bogor, khususnya dalam membuka pasar baru di luar dominasi kegiatan MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) yang selama ini menjadi tulang punggung okupansi hotel.
Pernyataan ini disampaikan Wakil Menteri Pariwisata, Ni Luh Puspa, saat menghadiri panen raya padi di Kampung Tematik Desa Wisata AEWO, Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kamis (17/4/2025).
Ni Luh merespons kekhawatiran Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, terkait menurunnya tingkat hunian hotel di Kota Bogor akibat berkurangnya kegiatan pemerintah pusat.
"Kami telah berdiskusi dengan Wamendagri, Bima Arya, dan kementerian lain. Kita akan mulai membuka keran pasar baru, karena tidak bisa terus bergantung pada MICE pemerintah," ujar Ni Luh.
Ia menegaskan bahwa wisata leisure, baik individu maupun kelompok, menjadi salah satu potensi pasar yang harus mulai disasar oleh pengelola pariwisata Kota Bogor.
"Ini momen tepat untuk beralih. Kita dorong lebih banyak ide kreatif agar pariwisata tidak bergantung pada satu sumber saja," tambahnya.
Ni Luh juga menyoroti perlunya menyasar wisata komunitas dan asosiasi, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, untuk menutupi kekosongan pasar akibat efisiensi anggaran pemerintah.
Sementara itu, Wali Kota Dedie A. Rachim menyambut baik langkah Kemenpar RI. Ia mengakui bahwa saat ini sektor perhotelan di Bogor sangat rentan karena terlalu bergantung pada kegiatan pemerintah.
"Ini seperti latihan sebelum ibu kota benar-benar pindah ke IKN. Kita harus siap dengan perubahan dan mulai perkuat identitas Kota Bogor sebagai kota wisata," kata Dedie.
Dedie menegaskan bahwa pengembangan pariwisata harus dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan, sejalan dengan peningkatan kualitas destinasi dan layanan.
Kota Bogor sendiri tengah menggencarkan pengembangan desa wisata, kampung tematik, hingga atraksi berbasis budaya dan alam untuk menarik wisatawan non-MICE.
Dengan dukungan langsung dari pemerintah pusat, diharapkan Bogor mampu melakukan transformasi pariwisata yang lebih inklusif, mandiri, dan kreatif. (Ismet)