-->

Hukum dan Makna Tabur Bunga di Ziarah Kubur Menjelang Ramadan: Penjelasan Buya Yahya

Ziarah kubur disalah satu pemakaman umum.

DINAMIKA NEWS -- Ziarah kubur menjelang Ramadan menjadi salah satu tradisi yang umum dilakukan oleh kaum Muslimin. Tradisi ini bukan hanya sekadar aktivitas fisik, namun juga bertujuan sebagai pengingat akan kematian yang pasti datang. Selain berdoa, banyak yang turut melakukan tabur bunga dan menyiram air di atas kubur sebagai bagian dari ziarah. Namun, banyak yang meragukan keabsahan tradisi tabur bunga ini. Bagaimana pandangan Islam mengenai hal ini?

Penceramah terkenal, Buya Yahya, memberikan penjelasan yang mendalam mengenai tradisi tabur bunga dalam Islam. Dalam ceramahnya yang diunggah di akun Zhafran Channel, Buya Yahya menjelaskan bahwa pada zaman Nabi Muhammad SAW, tidak ada tradisi menabur bunga di kuburan. Namun, terdapat kisah menarik terkait ziarah kubur yang dilakukan oleh Nabi.

"Menabur bunga memang tidak ada di zaman Nabi. Bagaimana kisah di zaman nabi? Ada di zaman nabi itu pelepah kurma, jadi Nabi melewati dua kubur yang disiksa, kemudian pelepah kurma dibagi dua dan Nabi menancapkan satu belahan pada setiap kubur," jelas Buya Yahya.

Nabi Muhammad SAW mengungkapkan bahwa dengan menancapkan pelepah kurma, siksa bagi penghuni kubur dapat diringankan hingga pelepah tersebut kering.

Buya Yahya kemudian mengungkapkan bahwa hal tersebut menjadi dasar bagi para ulama untuk memperbolehkan tabur bunga di kuburan, selama dilakukan dengan niat baik dan tidak berlebihan. "Bunga-bunga itu kan sesuatu yang segar dan bisa jadi punya makna seperti pelepah kurma," tambah Buya Yahya. Meski demikian, beliau menekankan untuk tidak meniru kebiasaan orang kafir, dan tidak melakukan hal-hal yang berlebihan seperti menaruh barang-barang berharga di kuburan.

Salah satu hal yang lebih penting dalam ziarah kubur adalah doa. Berikut ini adalah doa yang biasa dibaca ketika berziarah:

Doa Ziarah Kubur Singkat:

Assalaamu'alaikum ahlad diyaari minal mu'miniina wal muslimiin, wa innaa in syaa allaahu bikum laahiquun, nas'alullaaha lanaa wa lakumul'aafiyah.

Artinya: 
"Keselamatan semoga tetap tercurahkan kepada para penghuni kubur dari golongan orang-orang mukmin dan orang-orang muslim, dan sesungguhnya insya Allah kami akan menyusul kalian. Kami memohon kepada Allah keselamatan untuk kamu dan untuk kalian semua." (HR Ibnu Majah)

Doa Ziarah Kubur Panjang:

Allahummaghfirlahu warhamhu wa 'aafihii wa'fu anhu, wa akrim nuzuulahu wawassi' madholahu, waghsilhu bil maa'i watssalji walbaradi, wa naqqihi, minaddzzunubi wal khathaya kamaa yunaqqatssaubul abyadhu minad danasi.

Wabdilhu daaran khairan min daarihi wa zaujan khairan min zaujihi. Wa adkhilhul jannata wa aidzhu min adzabil qabri wa min adzabinnaari wafsah lahu fi qabrihi wa nawwir lahu fihi.

Artinya: 
"Ya Allah, berilah ampunan dan rahmat kepadanya. Berikanlah keselamatan dan maaf kepadanya. Berikanlah kehormatan untuknya, luaskanlah tempat masuknya. Mandikanlah dia dengan air, es, dan embun. Bersihkanlah dia dari kesalahan sebagaimana Engkau membersihkan baju putih dari kotoran. Gantikanlah untuknya rumah yang lebih baik, istri yang lebih baik, masukkanlah dia ke dalam surga, lindungilah dia dari azab kubur dan azab neraka, lapangkanlah kuburnya, dan terangilah kuburnya." (HR Muslim)

Dengan memahami pandangan Buya Yahya dan mengikuti sunnah yang ada, kita dapat melaksanakan ziarah kubur dengan penuh penghayatan dan niat yang baik. Jangan lupa bahwa yang lebih penting adalah doa dan istighfar untuk mendoakan keselamatan bagi yang telah mendahului kita. (*)

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel