-->

Upaya Pemerataan Gizi Sejak Dini, Muslimat NU Usulkan Program Makan Bergizi Gratis Jangkau Siswa RA

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa, bertemu  Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto membahas Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi siswa-siswa Raudlatul Athfal (RA) di Jakarta, Selasa (14/1/2025). 
Jakarta, DINAMIKA NEWS – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa, baru-baru ini mengusulkan kepada Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, agar program Makan Bergizi Gratis (MBG) dapat mencakup siswa-siswa Raudlatul Athfal (RA). Usulan ini disampaikan dalam pertemuan yang berlangsung di Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Selasa (14/1/2025), dengan harapan agar semua anak usia dini, terutama yang berada di lembaga pendidikan keagamaan, dapat merasakan manfaat dari program pemerintah ini.

“MBG ini yang belum masuk secara eksplisit adalah RA, Raudlatul Athfal,” ungkap Khofifah setelah pertemuan dengan Presiden Prabowo. Menurutnya, keberadaan sekitar 3.600 RA yang dikelola oleh Muslimat NU, belum termasuk lembaga RA lainnya, belum terjangkau oleh program MBG yang sudah berjalan di sekolah-sekolah TK.

Khofifah menjelaskan, RA adalah sebutan dalam bahasa Arab untuk Taman Kanak-Kanak (TK). Dengan begitu, ia menilai bahwa RA dan TK pada dasarnya memiliki konsep pendidikan yang serupa, yang berbeda hanya pada terminologi dan pengelolaannya yang berada di bawah koordinasi Kementerian Agama. Oleh karena itu, ia mengusulkan agar RA dimasukkan dalam cakupan program MBG, mengingat pentingnya menciptakan pemerataan gizi untuk anak usia dini, terutama bagi mereka yang belajar di lembaga pendidikan berbasis agama.

Dalam kesempatan tersebut, Khofifah juga mengungkapkan bahwa Muslimat NU saat ini memiliki layanan pendidikan yang mencakup lebih dari 9.800 TK dan RA, serta 16.356 Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) di seluruh Indonesia. Dengan jumlah yang begitu besar, ia merasa penting untuk memastikan bahwa setiap anak mendapatkan hak yang sama dalam mengakses gizi yang bergizi dan sehat, demi mendukung tumbuh kembang mereka.

Khofifah menambahkan, bahwa guru-guru dan pengelola RA yang ia temui di berbagai daerah juga merasakan pentingnya ada program serupa di RA. “Kami menyampaikan bahwa RA juga sebaiknya masuk dalam coverage program MBG,” tegas Khofifah. Menurutnya, hal ini bukan hanya soal program gizi, tetapi juga soal pemerataan kesempatan bagi seluruh anak Indonesia, tanpa terkecuali.

Sementara itu, Ikatan Guru RA (IGRA) Jawa Timur sudah mulai mengupayakan aspirasi tersebut melalui rapat kerja (Raker) di kantor Kemenag Jawa Timur. Khofifah berharap, aspirasi ini bisa diteruskan ke tingkat nasional dan mendapatkan rekomendasi dari Kementerian Agama.

Selain itu, dalam pertemuan yang sama, Khofifah juga mengundang Presiden Prabowo untuk menghadiri Pembukaan Kongres XVIII Muslimat NU yang akan dilaksanakan di Surabaya pada 12 Februari 2025. Khofifah menyampaikan bahwa Presiden Prabowo telah mengonfirmasi kehadirannya pada acara penting tersebut.

Dengan segala upaya yang dilakukan, Khofifah berharap agar pemerintah semakin peduli terhadap kebutuhan pendidikan dan gizi anak-anak Indonesia, termasuk mereka yang berada di lembaga pendidikan berbasis agama. Ke depannya, program seperti MBG diharapkan dapat menjangkau lebih luas lagi, menjadikan setiap anak Indonesia mendapatkan hak yang setara dalam mendapatkan pendidikan dan gizi yang berkualitas. (Nan)

 

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel