Walikota Bogor Tinjau TPS3R Mekarwangi, Green Economy Jadi Prioritas
9/23/23
BOGOR, DINAMIKA NEWS -- Wali Kota Bogor Bima Arya Jum'at (22/9/2023) meninjau Tempat Pengolahan Sampah Reuse, Reduce dan Recycle (TPS3R) di Jalan Pabuaran Cimanggis Kelurahan Mekarwangi Kecamatan Tanah Sareal Kota Bogor.
Bima Arya bersama tim dari WWF Indonesia didampingi Satgas Naturalisasi Ciliwung, tim dari DLH, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) serta tim dari Kecamatan dan Kelurahan melihat proses pengolahan sampah plastik
Di TPS3R Mekarwangi ini, sampah plastik yang dikumpulkan dipilih kembali untuk dipisahkan jenisnya, kemudian dicacah menggunakan mesin pencacah, sehingga berbentuk seperti serpihan plastik, setelah itu masuk pada proses pencetakan produk menggunakan mesin yang dibuat oleh Sumpah Sampah hasil karya pemuda di Bogor.
Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan, hilirisasi ini, bisa diduplikasi dan diadopsi sehingga menjadi kebijakan di daerah maupun tingkat nasional jika bisa memberikan ekonomi sirkular atau keberhasilan dalam green economy.
"Jadi saya kira hari ini kalau bicara pembangunan fisiknya, kalau bicara mengkoneksikan pengelolaan dari hulu ke hilirnya sudah terjadi. Tapi masih harus dibuktikan lagi green economy-nya. Kalau hitungan ekonominya masuk, kualitasnya baik, maka berhasil tapi kalau belum maka akan terus diperbaiki," jelas Bima Arya.
Model pengelolaan sampah dari hulu ke hilir ini, lanjut Bima Arya merupakan momentum untuk memaksimalkan potensi yang ada, sehingga dinas sebagai user (pengguna) harus bergerak cepat dan wilayah terus melakukan perubahan perilaku warga untuk memilah sampah.
"Jadi sampah ini adalah masalah. Tapi jika diolah dan dikelola, punya konsep kolaborasi, maka akan menjadi berkah," kata Bima Arya.
Untuk tahap awal ini kapasitas TPS3R Mekarwangi bisa mengolah 800 kilogram hingga 1 ton sampah perhari.
Namun, jumlah itu bisa ditingkatkan ketika ada permintaan terhadap produk yang sudah dihasilkan oleh TPS3R.
Sementara itu, Ketua Satgas Naturalisasi Ciliwung Kota Bogor, Een Irawan Putra mengatakan, TPS3R Mekarwangi ini merupakan estafet terakhir atau tahapan akhir dari proses pengelolaan sampah dari pemukiman, khususnya di setiap RT yang didampingi oleh Satgas Naturalisasi Ciliwung.
Karena Satgas juga bertugas untuk melakukan sosialisasi mengenai lingkungan dan mengedukasi warga, sehingga ada perubahan perilaku terhadap warga yang mendapat pendampingan dari satgas,"kata Een
Secara nasional 2030 kan targetnya sudah tidak ada lagi sampah yang dibuang ke TPA. Nah kita harus cari solusi sampah-sampah yang sudah terpilah dari pemukiman itu. Khususnya sampah plastik yang sekarang kita olah jadi sebuah produk," ujar Een
Untuk tahap awal ini TPS3R yang sudah menghasilkan berupa papan plastik yang bisa digunakan untuk furniture atau dekorasi dalam ruangan dan balok yang juga bisa menjadi kontruksi produk sudah melakukan MoU antara PT Jauhar Hidro Mekatron dengan Rekam Nusantara Foundation untuk pembelian produk dari TPS3R Mekarwangi sebagai bahan utama untuk pembuatan sumur resapan.
jadi, plastik di sini diolah sampai diubah menjadi papan sama balok ya. Nah setelah ini akan digunakan untuk membangun konstruksi sumur resapan. Ke depan bisa juga jadi paving block, furniture,"kata Een
Hilirisasi di TPS3R ini lanjut Een merupakan proses akhir dari ekosistem yang dibentuk di pemukiman di satu RT yang kemudian merubah prilaku warga.
"Ada 60 RT yang didampingi oleh Satgas Naturalisasi Ciliwung. Nah, setelah RT yang didampingi itu warganya sudah berubah perilakunya sehingga mau memilah sampah. Setelah dipilah dari rumah sampah itu tidak dibuang ke TPA tapi kita bawa ke sini. Kapasitas disini 1 hari bisa mengelola 800 kilogram hingga 1 ton sampah plastik," kata Een.
Dalam ujicoba itu juga diperlihatkan berbagai cetakan hasil olahan sampah plastik berupa gelas plastik, tutup plastik, papan plastik, hiasan plastik dan sebagainya. (Ismet)