Pertama di Kota Bogor, Bima Arya Resmikan Rumah Teh Indonesia Galeri Inovasi dan Edukasi
Wali Kota Bogor, Bima Arya yang hadir bersama Ketua TP PKK
Kota Bogor, Yane Ardian menyampaikan apresiasi dan Kota Bogor selalu excited
(bersemangat) ketika menjadi yang pertama.
Menjadikan Kota Bogor, menjadi pionir lanjut Bima Arya
merupakan langkah yang tepat, sebab melihat dari trend market pertumbuhan kafe,
restoran dan sebagainya di Kota Bogor mencapai 300 persen.
Proximity Kota Bogor dengan Jakarta memiliki keunggulan
tersendiri di samping kemudahan masyarakat melakukan mobilitas di Kota Bogor,
karena perbaikan infrastruktur seperti pedestrian dan sebagainya.
"Sehingga Orang-orang yang datang itu mulai membidik ke
sana. Jadi ketika saya mulai membangun pedestrian targetnya itu memudahkan
orang. Ya, walaupun ini jauh dari jalan utama, tapi yang berbeda di sini (Rumah
Teh Indonesia) adalah konten atau narasi," katanya.
Bima Arya pun mengistilahkan dengan 'surga' tersembunyi yang
juga akan menjadi daya tarik bagi generasi z atau Gen Z.
"Ini yang membedakan generasi saya, kita generasi.
Kalau kita dulu agak so si branded berbau luar gitu. Kalau sekarang anak-anak
itu hebat, makanya lokal pride lokal konten berada di depan. Termasuk
yang saya pakai ini si Rubo, maskot Kota Bogor," katanya.
Maskot Kota Bogor teranyar Rubo (Rusa Bogor) ini diciptakan
melalui riset dan sayembara.
Hal itu juga yang kemudian disukai generasi saat ini yang
menginginkan cerita atau narasi untuk sesuatu yang akan dikonsumsi atau
digunakan.
Itu juga sejalan dengan kehadiran Rumah Teh Indonesia
pertama di Kota Bogor yang memiliki edukasi informasi dan inovasi teh dari hulu
ke hilir.
"Edukasi yang gak ada di semua tempat. Ini ada di Rumah
Teh Indonesia, edukasi tentang teh, galeri edukasi dan inovasi ada di
sini," jelasnya.
Ke depan lanjut Bima Arya, Rumah Teh Indonesia ini bisa
dikoneksikan dengan tourism Kota Bogor yang digarap dengan apik.
Ketua Umum Dewan Teh Indonesia (DTI) Rachmad Gunadi,
mengatakan Rumah Teh Indonesia menjadi penanda dari upaya-upaya yang dilakukan
para pecinta, pejuang teh Indonesia untuk kembali membangkitkan industri teh
Indonesia.
"Karena anak-anak milenial saat ini dan Gen Z tidak
lagi minum teh dengan cara dan jenis yang kita minum dulu. Makanya ini kita
beri kesempatan untuk membangun sendiri referensinya, membangun sendiri
pasarnya dan produknya," katanya.
Sehingga lanjutnya momentum ini ditandai sebagai kebangkitan
milenial dalam mewarnai industri teh Indonesia.
Founder & Business Director Sila Tea House, Redha Taufik
Ardias menyampaikan bahwa ini adalah hari bersejarah untuk Kota Bogor dan Indonesia
karena lahirnya Rumah Teh Indonesia di bulan kemerdekaan.
"Ini titik temu platform dan showroom untuk galeri
inovasi dan edukasi. Maka kita hadirkan satu konsep partform untuk kita ketemu,
bersama-sama edukasi tentang bagaimana memproses teh dengan baik sesuai standar
market dan sesuai permintaan market dari hulu ke hilir," katanya.
Ia berharap Rumah Teh Indonesia bisa menjadi pertemuaan
informasi yang memunculkan interaksi antara hulu dan hilir sehingga terjadi
sinergi dari budidaya menjadi budaya minum teh.
Saat ini Rumah Teh Indonesia memiliki artikel teh dari 10
kebun di Indonesia dengan ratusan jenis teh yang sudah dikurasi dan 25 teh
varian single origin yang sudah dipasarkan.
"Selain single origin kita juga afa teh yang kita ramu
dari minimal 50 persen teh menjadi tea blend menggunakan bahan herbal yang alami,
seperti lemon kering, jahe kering, sereh kering, pandan, melati rosella dan
sebagainya," katanya.
Di rumah Teh Indonesia ini pengunjung bisa melihat teh dari
berbagai wilayah di Indonesia yang kemudian bisa dikonsumsi dan langsung
diseduh di tempat untuk mendapatkan edukasi. Sehingga pengunjung bisa
mendapatkan experience atau pengalaman menikmati teh.
"Kita ada tea edukatifnya, nanti mereka akan diajarin
inilah cara menyeduh teh yang pas buat jenis teh, kita ada white tea, green
tea, black tea, yellow ada, red, jadi banyak dan masing-masing punya cara yang
berbeda dalam penyeduhannya," katanya.
Peresmian ini juga dihadiri oleh Kementerian Pertanian,
Kementerian Perindustrian, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, PTPN,
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. (Ismet)
Sumber Prokopim