![]() |
Pengajian rutin Minggu ba’da magrib di Mesjid Al-Muttaqin. |
Ketua DKM Mesjid Al-Muttaqin Ustad Asep Miftahudin, MPd
berharap, dengan hadirnya kumpulnya para jamaah dan duduknya di Mesjid
Al-Muttaqin di tempat yang mulya ini, Allah berikan pahala, nikmat sehat,
nikman iman dan nikmat Islam.
“Mudah-mudahan sedikit banyaknnya kita bisa mengamalkan
ilmunya dengan kehidupan sehari-hari, jamaah tidak hanya datang ibadah, tapi
dengan ilmunya semua akan lebih mudah dengan sedikit banyaknya kegiatan kajian
rutin ini bisa memberikan wawasan ke Islaman, pemahaman tentang keagamaan yang
baik dan yang paling penting bisa diamalkan. dan ilmu itu bisa menjadikan
sebuah keberkahan di dunia wal akherat,” harap Asep kepada dinamika news,
Minggu (5/2/2023).
Mengawali tausyiahnya, Ketua DKM Mesjid Al-Muttaqin Ustad
Asep Miftahudin menyampaikan, mengenai musuh-musuh manusia, yaitu diantaranya,
pertama setan memiliki tujuan menyesatkan kita, kedua hawa nafsu dan dan ketiga
gemerlapnya dunia dan perhiasannya.
Pertama setan memiliki tujuan menyesatkan kita, maka dari
itu, yang dapat kita lakukan adalah perbaiki niat dan fokus dalam beribadah
serta membaca surat An-Nas sebelum sholat supaya Allah Subhanahu wa Ta’ala
(SWT), melindungi kita dari godaan setan selama kita sholat. Setan ada dua
bentuk sambung Asep, yaitu pertama berbentuk setan yang menyesatkan dengan
membisikkan dari dalam diri kita dan setan yang berbentuk manusia dan setan
yang paling berat/kuat adalah yang berbentuk manusia, karena dapat mengajak
kita melakukan maksiat.
Kedua hawa nafsu yang selalu mengajak kepada keburukan dan
kemaksiatan yang selalu menolak nasihat yang baik, tetapi kita juga diberikan
akal pikiran untuk melawan hawa nafsu yang akan membedakan mana yang baik
(harus diikuti) dan yang buruk (harus ditinggalkan) jika terlanjur melakukan
keburukan, maka kita harus istighfar dan bertaubat kepada Allah,” kata Asep.
Selanjutnya yang
ketiga gemerlapnya dunia dan perhiasannya, bukan tidak boleh menjadi kaya raya,
tetapi gunakan kekayaan kita untuk mendekatkan kita kepada Allah dan jangan
menjadikan kekayaan kita untuk menjauhkan kita kepada Allah,”jelas Asep
Miftahudin.
![]() |
Kajian Minggu pagi ba’da Subuh di Mesjid Al-Muttaqin. |
Pada suatu ketika, sambung Ustad Tajussyamsi Nabi Yunus
menemui penduduk Ninawa yang sedang melakukan ritual penyembahan berhala,
kedatangan Nabi Yunus ditolak oleh para penduduk, bahkan mereka mengolok-olok
dan menghinanya, sehingga hal ini menyebabkan Nabi Yunus marah dan meninggalkan
mereka.
Setelah itu Nabi Yunus pergi ke tepi laut dan menaiki sebuah
kapal, tiba-tiba kapal yang dinaiki beliau oleng terombang ambing karena
dahsyatnya ombak. Untuk mengatasi kapal yang oleng ini, para penumpang
memutuskan untuk mengurangi barang-barang bawaan dan melemparkannya ke laut.
Barang-barang yang dilemparkan ke laut tak cukup untuk
menampung beban, sehingga para penumpang membuat kesepakatan agar jumlah orang
yang menumpang juga dikurangi dan salah satu harus melemparkan diri ke laut.
Kemudian para penumpang kapal memutuskan untuk membuat
undian. Hal ini disepakati bahwa siapa saja yang keluar namanya, maka harus
bersedia melemparkan diri ke laut, setelah dilakukan undian, maka nama Nabi
Yunus yang keluar.
Para penumpang tak enak hati apabila harus melihat Nabi
Yunus yang harus melemparkan diri ke laut. Akhirnya mereka mengundi lagi, akan
tetapi nama Nabi Yunus keluar lagi hingga tiga kali berturut-turut.
Dengan perasaan pasrah, Nabi Yunus akhirnya melemparkan
tubuhnya ke laut, setelah tubuh tenggelam di kedalaman laut, Allah telah
mengirimkan ikan paus dan mengilhamkan kepada ikan tersebut agar menelan Nabi
Yunus tanpa merobek dan melukainya. Akhirnya ikan paus tersebut benar-benar
menelan Nabi Yunus tanpa merobek dagingnya dan mematahkan tulangnya.
Saat berada di dalam perut ikan, Nabi Yunus hanya melihat
kegelapan dan tak ada makanan yang dapat dikonsumsi. Nabi Yunus akhirnya
menyadari bahwa hal ini merupakan buah dari tidak sabar dalam menghadapi
kaumnya, sehingga beliau berdoa dan memohon ampun kepada Allah AWT.
Allah SWT telah memperkenankan doa Nabi Yunus dan
mengeluarkannya dari perut ikan. Nabi Yunus dilemparkan di pinggir laut yang
tandus dalam keadaan sakit. Kemudian Allah menumbuhkan sebatang pohon dari
jenis labu untuk beliau konsumsi.
Setelah itu Nabi Yunus diperintahkan oleh Allah SWT untuk
kembali menemui kaumnya, hal ini dilakukan untuk memberitahu, bahwa Allah SWT
telah menerima taubat para penduduk. Di samping itu, Allah juga akan memberikan
mereka kenikmatan hidup hingga waktu tertentu, kata Ustad Tajussyamsi. (Ismet)