Temuan Situs Di Puncak Gunung Kapur Ciampea Harus Segera Di Teliti
9/19/22
Ciampea, Dinamika News -- Sebaran di duga Situs tinggalan prasejarah hingga berdirinya masa pradaban Sunda di puncak Gunung Kapur Ciampea, Kecamatan Ciampea, di desak banyak pihak untuk segera dilakukan penelitian guna mengetahui kebenarannya agar tidak memunculkan simpang siurnya persepsi di masyarakat.
Benar itu.... kata Yudi Santosa Camat Ciampea saat dimintai tanggapan benar atau tidaknya sebaran bebatuan yang ada disekitaran lereng Puncak Gunung Kapur Ciampea atau yang dikenal dengan sebutan Gunung Cibodas itu, merupakan peninggalan Purbakala.
"Guna menentukan benar atau tidaknya sebaran yang ditemui di Gunung Kapur tersebut Situs Purbakala, adalah mereka para ahli dan bukanlah kita atau bukan juga voluntir, sebab para ahli adalah pihak yang tepat untuk melakukan penelitian serta menentukannya," kata Yudi Santosa Camat Ciampea kepada Dinamikanews.
Meski sekilas kasat mata untuk beberapa benda yang ditemukan diarea tersebut sambungnya, memang mirip dengan benda benda purbakala karena memiliki ornamen purba.
"Namun itupun tidak menjadi jaminan sebagai benda bersejarah. Sebab harus dilakukan Eskavasi dan penelitian terlebih dahulu oleh para ahli, dalam hal ini oleh pihak kantor Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Bogor," bebernya.
Barulah setelah itu lanjut Camat, jika sudah diketahui kebenarannya kalau benda benda benda di lokasi tersebut adalah benda tinggalan purbakala, maka harus secepatnya dilindungi.
"Dipasangi papan perlindungan Cagar Budaya agar terselamatkan, selanjutnya ditentukan batas batas untuk luas lahan situsnya. Sehingga untuk kedepan hari bisa bermanfaat bagi ilmu pengetahuan maupun bagi objek kepariwisataan di Ciampea," tukasnya.
Iding Habudin Kepala Desa Bojong Rangkas membenarkan jika disekitar lereng wisata Puncak Roti yang masuk wilayah desanya tersebut memang sudah lama diketahui banyak tersebar benda benda yang diduga tinggalan bersejarah.
"Untuk area yang diduga situs Batu menhir yang ada didepan Goa AC itu, lokasinya masuk dalam wilayah tiga desa, yakni Desa Bojongrangkas, Cibadak dan Desa Ciampea. Namun sayangnya apabila ditempuh dari jalur Bojongrangkas menuju puncak Roti, medannya sangat sulit," ungkapnya.
Tetapi tambah Kades Iding, kalau melalui jalur Desa Ciampea, justru akan lebih mudah.
"Sampai saat ini kami pemerintah Desa Bojongrangkas masih mengalami kesulitan untuk mengembangkan wisata puncak roti atau yang dikenal puncak Batu Panenjoan karena terkendala akses," tandasnya.
Maman Suparman Kepala Desa Ciampea saat dikonfirmasi menyangkal keberadaan menhir yang berada di depan Goa AC tersebut adalah situs bersejarah.
"Saya tegaskan, di depan Goa AC tidak pernah ada menhir apalagi situs. Mungkin batu tersebut sengaja di buat oleh kelompok Blokosuto yang beberapa tahun silam rutin menggelar ritual disekitar depan Goa AC. Jadi saya yakin jika batu menhir tersebut, bukanlah situs bersejarah," tegasnya.
Kades Maman justru memberi petunjuk baru bahwa yang benar benar diyakininya sebagai situs bersejarah adalah Batu Combong.
Benar itu.... kata Yudi Santosa Camat Ciampea saat dimintai tanggapan benar atau tidaknya sebaran bebatuan yang ada disekitaran lereng Puncak Gunung Kapur Ciampea atau yang dikenal dengan sebutan Gunung Cibodas itu, merupakan peninggalan Purbakala.
"Guna menentukan benar atau tidaknya sebaran yang ditemui di Gunung Kapur tersebut Situs Purbakala, adalah mereka para ahli dan bukanlah kita atau bukan juga voluntir, sebab para ahli adalah pihak yang tepat untuk melakukan penelitian serta menentukannya," kata Yudi Santosa Camat Ciampea kepada Dinamikanews.
Meski sekilas kasat mata untuk beberapa benda yang ditemukan diarea tersebut sambungnya, memang mirip dengan benda benda purbakala karena memiliki ornamen purba.
"Namun itupun tidak menjadi jaminan sebagai benda bersejarah. Sebab harus dilakukan Eskavasi dan penelitian terlebih dahulu oleh para ahli, dalam hal ini oleh pihak kantor Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Bogor," bebernya.
Barulah setelah itu lanjut Camat, jika sudah diketahui kebenarannya kalau benda benda benda di lokasi tersebut adalah benda tinggalan purbakala, maka harus secepatnya dilindungi.
"Dipasangi papan perlindungan Cagar Budaya agar terselamatkan, selanjutnya ditentukan batas batas untuk luas lahan situsnya. Sehingga untuk kedepan hari bisa bermanfaat bagi ilmu pengetahuan maupun bagi objek kepariwisataan di Ciampea," tukasnya.
Iding Habudin Kepala Desa Bojong Rangkas membenarkan jika disekitar lereng wisata Puncak Roti yang masuk wilayah desanya tersebut memang sudah lama diketahui banyak tersebar benda benda yang diduga tinggalan bersejarah.
"Untuk area yang diduga situs Batu menhir yang ada didepan Goa AC itu, lokasinya masuk dalam wilayah tiga desa, yakni Desa Bojongrangkas, Cibadak dan Desa Ciampea. Namun sayangnya apabila ditempuh dari jalur Bojongrangkas menuju puncak Roti, medannya sangat sulit," ungkapnya.
Tetapi tambah Kades Iding, kalau melalui jalur Desa Ciampea, justru akan lebih mudah.
"Sampai saat ini kami pemerintah Desa Bojongrangkas masih mengalami kesulitan untuk mengembangkan wisata puncak roti atau yang dikenal puncak Batu Panenjoan karena terkendala akses," tandasnya.
Maman Suparman Kepala Desa Ciampea saat dikonfirmasi menyangkal keberadaan menhir yang berada di depan Goa AC tersebut adalah situs bersejarah.
"Saya tegaskan, di depan Goa AC tidak pernah ada menhir apalagi situs. Mungkin batu tersebut sengaja di buat oleh kelompok Blokosuto yang beberapa tahun silam rutin menggelar ritual disekitar depan Goa AC. Jadi saya yakin jika batu menhir tersebut, bukanlah situs bersejarah," tegasnya.
Kades Maman justru memberi petunjuk baru bahwa yang benar benar diyakininya sebagai situs bersejarah adalah Batu Combong.
"Batu Combong ini memiliki lubang besar yang diduga dahulu kala digunakan oleh masyarakat purba sebagai alas untuk menumbuk biji bijian dan sebagainya. Lokasinya juga berada di lereng gunung Kapur Ciampea," pungkasnya. (BJ)