Dampak Bentrok Berdarah di Al Aqsa, PM Israel Kehilangan Dukungan di Parlemen
4/18/22
Perdana Menteri Israel Naftali Bennett (net) |
Jakarta, Dinamika News -- Buntut bentrok berdarah yang dilancarkan tentara zionis terhadap warga sipil Palestina yang beribadah di Masjid Al Aqsa, hingga 157 orang luka serius. Berdampak kehilangan dukungan pada Perdana Menteri (PM) Israel Naftali Bennett.
Partai Arab, Raam, di parlemen Israel akan menarik dukungan terhadap pemerintahan Naftali Bennett, sebagai respons atas serangan pasukan keamanan Zionis ke Masjid Al Aqsa. Akibat serangan pasukan Israel di Masjid Al Aqsa pada Jumat pagi. Peristiwa berdarah itu, memicu kecamanan dunia internasional terus berdatangan.
Bennett yang menjabat sejak Juni 2021 didukung koalisi gado-gado, dari kelompok Muslim Arab hingga Yahudi garis keras. Koalisi yang memiliki perbedaan ideologis mencolok itu menguasai 61 kursi dari total 120 di Knesset. Knesset adalah sebutan untuk Parlemen Israel.
Pemerintahan Bennett kehilangan mayoritas dukungan sejak peristiwa itu terjadi. Salah seorang anggota Knesset berhaluan keras memilih mundur. Dipicu kekecewaan terhadap keputusan pemerintah yang mengizinkan distribusi roti berbagi ke rumah sakit selama Paskah.
Partai Arab Raam, pemilik empat kursi Kenesset, menangguhkan dukungan. Bahkan partai tersebut melancarkan kecaman dan menarik dukungan secara permanen jika polisi Israel masih terus melakukan kekerasan terhadap penduduk Yerusalem.
"Jika pemerintah PM Naftali Bennett tetap melanjutkan langkahnya terhadap rakyat Yerusalem, kami akan mengundurkan diri," bunyi pernyataan Raam, dikutip dari AFP, Senin (18/4/2022).
Negara negara Islam terus melakukan tekanan terhadap Israel atas aksi bengis yang dilancarkan pada warga sipil Palestina yang tidak dipersenjatai. Pemerintah Indonesia meminta agar kekejaman itu segera berakhir. (Den)