Jakarta, dinamikanews.id — Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menggelar Kick Off Peringatan Hari Santri 2025 di Plaza PBNU, Jalan Kramat Raya No. 164, Jakarta Pusat, pada Jumat (10/10/2025). Acara ini menandai dimulainya rangkaian Hari Santri Nasional yang jatuh pada 22 Oktober, dengan mengangkat tema "Mengawal Indonesia Merdeka, Menuju Peradaban Mulia."
Namun, berbeda dengan peringatan Hari Santri pada tahun-tahun sebelumnya yang biasanya diwarnai oleh semarak kirab, pertunjukan budaya, dan lomba-lomba santri, tahun ini PBNU memilih untuk menyelenggarakannya dalam suasana yang penuh keprihatinan dan kesedihan.
Keputusan ini diambil menyusul tragedi runtuhnya bangunan mushala di Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur, yang terjadi beberapa hari sebelumnya. Insiden memilukan tersebut telah merenggut puluhan nyawa santri dan melukai banyak lainnya, meninggalkan duka mendalam di kalangan pesantren dan umat Islam di seluruh Indonesia.
Sebagai bentuk empati dan solidaritas, PBNU mengganti seluruh rangkaian acara meriah Hari Santri dengan doa bersama untuk para korban. Kick Off Hari Santri pun digelar dalam format yang sederhana, dengan diisi pembacaan doa tahlil, Yasin, dan tausiyah dari para kiai.
Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf, dalam sambutannya menyampaikan rasa duka cita yang mendalam atas musibah yang terjadi. Ia juga mengajak seluruh warga Nahdliyin dan masyarakat Indonesia untuk menjadikan Hari Santri tahun ini sebagai momentum perenungan dan penguatan solidaritas antarumat.
"Hari Santri bukan sekadar perayaan. Ia adalah refleksi atas perjuangan, pengorbanan, dan keteguhan para santri dalam menjaga nilai-nilai keislaman dan kebangsaan. Tahun ini, kita awali peringatan dengan doa dan duka, sebagai wujud cinta kita kepada saudara-saudara kita yang wafat dalam tragedi di Sidoarjo," ujar Gus Yahya.
Tema "Mengawal Indonesia Merdeka, Menuju Peradaban Mulia" tetap menjadi pengingat penting akan peran strategis santri dalam mengisi kemerdekaan dan membangun bangsa yang beradab. Dalam suasana berkabung ini, PBNU menekankan pentingnya memperkuat ikatan spiritual, meningkatkan kewaspadaan di lingkungan pesantren, serta mempercepat evaluasi sarana dan prasarana pendidikan keagamaan.
Peringatan Hari Santri 2025 ini menjadi momen yang tidak hanya menyentuh aspek nasionalisme, tetapi juga spiritualitas dan kemanusiaan. PBNU berharap, dari duka ini lahir semangat baru untuk memperkuat lembaga pendidikan Islam agar semakin aman, tangguh, dan berkontribusi besar bagi masa depan Indonesia. (**)