dinamikanews.id – Heboh di jagat maya, suplemen populer Blackmores Super Magnesium+ menjadi sorotan setelah Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) menemukan produk tersebut dijual di marketplace dengan kandungan vitamin B6 yang diduga mencapai 29 kali lipat dari batas asupan harian yang direkomendasikan.
BPOM RI langsung bergerak cepat. Dalam keterangan tertulis, mereka menyampaikan telah melakukan penelusuran di berbagai platform e-commerce dan menemukan sejumlah tautan penjualan daring produk tersebut.
"BPOM telah berkoordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Digital, Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA), dan marketplace terkait untuk melakukan penurunan atau takedown serta mengajukan pemblokiran terhadap penjualan produk ini," ungkap BPOM RI.
Lebih lanjut, BPOM juga tengah menjalin koordinasi dengan Therapeutic Goods Administration (TGA) Australia untuk mengklarifikasi kandungan pasti dan keamanan produk tersebut.
Isu ini memicu kekhawatiran di kalangan masyarakat, terutama mereka yang rutin mengonsumsi suplemen. Dokter Spesialis Saraf dr Mursyid Bustami, SpS dari RS Pusat Otak Nasional Prof Dr Mahar Mardjono, mengingatkan bahwa konsumsi vitamin B6 berlebihan bisa berdampak serius terhadap sistem saraf.
"Vitamin B6 berlebihan dapat menyebabkan intoksikasi. Efeknya terutama mengenai saraf perifer, bisa terjadi kerusakan selubung mielin dan gangguan kimiawi sistem persarafan," jelas dr Mursyid.
Kerusakan tersebut bukan tanpa gejala. Menurutnya, tubuh biasanya akan memberikan sinyal saat terjadi kelebihan B6, seperti kebas dan kesemutan, nyeri atau rasa lemah di lengan dan kaki, dalam kasus yang sangat jarang: sakit kepala atau kejang
"Konsumsi B6 dosis tinggi secara terus menerus dapat menyebabkan demyelinisasi dan degenerasi aksonal, juga mengganggu sistem neurotransmitter," tambahnya.
Kasus ini menjadi pengingat penting bagi masyarakat untuk tidak sembarangan membeli suplemen, terutama dari marketplace tanpa verifikasi resmi. Label "alami" atau "suplemen kesehatan" tidak menjamin aman bila dikonsumsi melebihi batas.
BPOM mengimbau masyarakat untuk selalu mengecek izin edar, memverifikasi produk melalui situs resmi BPOM, dan berkonsultasi dengan dokter bila ingin mengonsumsi suplemen secara rutin.
Suplemen bukan obat ajaib. Bahkan vitamin pun, jika tidak dikonsumsi sesuai takaran, bisa jadi ancaman bagi kesehatan, terutama bagi sistem saraf.
Waspada, cermat, dan bijak dalam memilih produk kesehatan adalah kunci utama. Karena dalam dunia yang penuh tawaran "instan sehat", pengetahuan menjadi pertahanan pertama kita terhadap risiko yang tak terlihat. (**)