-->

Hari Kebebasan Pers Sedunia: IWO Soroti Tantangan Pers Digital dan Seruan untuk Reformasi Jurnalisme Siber

Ketua Umum Ikatan Wartawan Online (IWO) Dwi Christianto.

Jakarta, DINAMIKA NEWS — Di tengah peringatan Hari Kebebasan Pers Sedunia, Ketua Umum Ikatan Wartawan Online (IWO) Dwi Christianto menyerukan pentingnya perlindungan dan penguatan kebebasan pers, khususnya di era digital yang sarat tantangan. Dengan membanjirnya informasi dari berbagai kanal digital, lanskap media kini menghadapi ujian berat: antara peluang demokratisasi informasi dan ancaman terhadap integritas jurnalisme.

"Pers saat ini tidak hanya menghadapi tekanan ekonomi, tetapi juga kriminalisasi, hoaks, serta disrupsi platform digital yang lebih mengedepankan sensasi dibandingkan kualitas," ungkap Dwi Christianto.

Ia menyoroti bahwa keberadaan UU ITE masih menjadi momok, meskipun Mahkamah Konstitusi telah menyatakan bahwa regulasi tersebut tidak boleh digunakan untuk membungkam pers. "Namun, praktik di lapangan masih sering menyimpang. Ini perlu dikawal," tambahnya.

Menurut Dwi, kemunculan media abal-abal dan jurnalisme warga yang tanpa kode etik memperburuk krisis kepercayaan publik terhadap media. Di sisi lain, algoritma media sosial seperti Facebook dan X (Twitter) juga membuat berita berkualitas sering kalah saing dengan konten viral.

Data dari Reporters Without Borders (RSF) pun menunjukkan skor kebebasan pers Indonesia yang masih stagnan, bahkan menurun akibat kekerasan terhadap jurnalis, regulasi represif, dan tekanan dari kelompok-kelompok intoleran.

IWO Dorong Profesionalisme dan Literasi Digital

Menjawab tantangan tersebut, IWO menegaskan visinya: memperkuat jurnalisme siber yang profesional, sejahtera, dan demokratis. "Kami aktif mengadvokasi kesejahteraan wartawan dan menuntut model bisnis media yang berkelanjutan," tegas Dwi.

IWO juga berkomitmen meningkatkan kapasitas wartawan melalui pelatihan jurnalisme digital, verifikasi fakta, dan analisis data. Kerja sama dengan Dewan Pers dan Uji Kompetensi Wartawan (UKW) menjadi fokus untuk mendorong profesionalisme dan verifikasi media siber secara nasional.

"Kami siap berkolaborasi secara global, termasuk dengan Federasi Jurnalis Internasional (IFJ), agar wartawan Indonesia mampu bersaing dan tetap berpegang pada etika dalam era disrupsi digital ini," ujar Dwi.

Ia pun menyampaikan harapan kepada pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka untuk mendukung transparansi dan menjadikan pers sebagai mitra demokrasi.

"Jika pers dibungkam, publik akan kehilangan arah. Di era digital yang serba cepat ini, wartawan bukan hanya pencatat peristiwa, tapi penjaga akal sehat bangsa," tutup Dwi Christianto. (**)

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel