Bogor, DINAMIKA NEWS – Dalam upaya mewujudkan visi Kabupaten Bogor Istimewa dan Gemilang, Pemerintah Kabupaten Bogor melalui Perumda Air Minum Tirta Kahuripan merancang langkah strategis peningkatan cakupan pelayanan air minum dengan menggandeng badan usaha swasta melalui skema investasi Business to Business (B2B).
Langkah ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman antara Perumda Tirta Kahuripan dengan sejumlah badan usaha yang telah ditetapkan sebagai Bakal Calon Pemrakarsa, pada Kamis, 15 Mei 2025 bertempat di Sumber Mata Air Ciburial, Ciomas—sebuah lokasi bersejarah yang dibangun era Hindia Belanda tahun 1922 dan pernah menyalurkan air bersih hingga ke Istana Merdeka Jakarta.
Bupati Bogor, Rudy Susmanto, menyampaikan bahwa mata air Ciburial bukan hanya sumber air bersih, tetapi juga warisan sejarah yang harus dijaga kelestariannya. Ia menegaskan bahwa kawasan tersebut akan ditetapkan sebagai Kawasan Cagar Budaya.
"Mata Air Ciburial ini harus kita jaga bersama. Dengan penetapan sebagai kawasan cagar budaya, kita pastikan tidak ada pembangunan yang merusak ekosistem maupun nilai historisnya," ujar Rudy.
Rudy juga menggarisbawahi urgensi perluasan cakupan air minum mengingat tingginya pertumbuhan penduduk di Kabupaten Bogor. Saat ini, cakupan administratif baru mencapai 12,51%, dan secara teknis 31,31% di akhir 2024.
"Melalui kerja sama ini, kita targetkan cakupan teknis meningkat hingga 37% pada tahun 2030, sebagai bagian dari percepatan pembangunan infrastruktur dasar," tambahnya.
Direktur Utama Perumda Air Minum Tirta Kahuripan, Tedi Kurniawan, menjelaskan bahwa pasca dihentikannya dana dari APBN sejak 2021 karena tingginya indeks kemandirian fiskal perusahaan, dibutuhkan inovasi dalam pembiayaan infrastruktur air minum.
"Kami menggandeng pihak swasta bukan hanya untuk menambah kapasitas SPAM, tapi juga mengurangi tingkat kehilangan air dari sumber Ciburial," ujar Tedi.
Ia juga menambahkan bahwa model kerja sama ini sebelumnya telah berhasil diterapkan pada proyek SPAM Ciawi dengan kapasitas 150 liter per detik, yang melayani Kecamatan Ciawi, Megamendung, dan sekitarnya, dan telah beroperasi sejak awal 2024.
Dampak dan Proyeksi Peningkatan Layana
Jika seluruh rencana kerja sama berjalan sesuai rencana, cakupan layanan wilayah administratif diproyeksikan meningkat menjadi 15,09%, sementara cakupan teknis akan melonjak ke 37,40% pada tahun 2030.
"Upaya ini bukan hanya mendukung akses layanan dasar, tetapi juga berkontribusi terhadap pendapatan daerah melalui dividen perusahaan. Kami berharap dukungan penuh dari semua pihak agar proses ini berjalan lancar dan memberi manfaat besar bagi masyarakat," tutup Tedi. (**)