Talkshow Ramadan KPK: Menag Bahas Teologi Korupsi dan Keteladanan Nabi
3/13/25
Jakarta, DINAMIKA NEWS -- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggelar Talkshow Ramadan Antikorupsi yang menghadirkan Menteri Agama Nasaruddin Umar dan Pimpinan KPK Fitroh Rohcahyanto sebagai narasumber. Acara ini berlangsung di Gedung Pusat Edukasi Antikorupsi pada Rabu (12/3/2025) dengan tujuan menanamkan nilai-nilai integritas dan antikorupsi dalam kehidupan beragama.
Dalam paparannya, Menteri Agama Nasaruddin Umar mengungkapkan bahwa ia telah menulis buku berjudul Teologi Korupsi, yang membahas berbagai bentuk korupsi yang terjadi sejak zaman para nabi.
"Saya menulis dalam buku Teologi Korupsi mengenai berbagai bentuk korupsi yang terjadi sejak masa para nabi," ujarnya.
Menag menegaskan bahwa semua agama pada dasarnya memusuhi korupsi, termasuk dalam ajaran Islam yang secara tegas menentangnya, sebagaimana tercantum dalam Al-Qur'an dan kisah para nabi.
Salah satu kisah yang ia sampaikan adalah ketegasan Nabi Muhammad SAW dalam menghadapi korupsi, bahkan terhadap keluarganya sendiri. Menag mengisahkan peristiwa ketika Fatimah, putri Nabi, menggunakan kalung dari harta rampasan perang (Ghanimah).
"Hal ini kemudian dilaporkan oleh Usamah, Panglima Perang Nabi. Nabi Muhammad kemudian menegur Fatimah dan memerintahkan untuk segera mengembalikan kalung tersebut," tuturnya.
Setelah kejadian itu, Nabi SAW mengeluarkan pernyataan tegas: "Demi Allah, seandainya Fatimah binti Muhammad mencuri, niscaya aku sendiri yang akan memotong tangannya."
Keteladanan Para Pemimpin dalam Melawan Korupsi
Selain Nabi Muhammad SAW, Menag juga mengisahkan keteladanan Umar bin Khattab dalam menolak gratifikasi. Saat menjadi khalifah, Umar pernah mendapat hadiah sajadah mewah dari Gubernur Kufah, Al-Asy'ari. Namun, ia menolaknya karena merasa hadiah tersebut tidak pantas diterima sementara rakyatnya masih banyak yang hidup dalam kesulitan.
Keteladanan lainnya datang dari Umar bin Abdul Aziz, yang sangat berhati-hati dalam menggunakan fasilitas negara. Menag menuturkan kisah ketika Umar bin Abdul Aziz mematikan lampu di kantornya saat anaknya datang membawa urusan pribadi, karena lampu tersebut dibiayai oleh negara.
Menag juga membagikan pengalamannya selama 12 tahun menjadi pejabat di Kementerian Agama. Ia mengaku selalu berhati-hati dalam menggunakan fasilitas negara, bahkan memilih tidak tinggal di rumah dinas.
"Saya khawatir tamu-tamu pribadi saya menggunakan fasilitas negara seperti listrik dan air," ungkapnya.
Keberkahan Lebih Penting dari Kekayaan
Menag menegaskan bahwa menjaga integritas bukan hanya persoalan hukum, tetapi juga bagian dari menjaga keberkahan hidup.
"Kita tidak butuh harta melimpah, tapi keberkahan. Apa artinya kekayaan jika hidup penuh masalah? Sebaliknya, hidup sederhana dengan keberkahan lebih menenteramkan," tuturnya.
Ia juga menekankan bahwa KPK bukan sesuatu yang perlu ditakuti, melainkan sebuah vitamin kehidupan yang mendorong kita untuk hidup lebih baik dan bermakna.
Melalui Talkshow Ramadan Antikorupsi ini, diharapkan semangat kejujuran dan antikorupsi semakin tertanam dalam masyarakat, sehingga praktik korupsi bisa dicegah sejak dini, baik dalam lingkup pemerintahan maupun kehidupan sehari-hari. (**)