Transformasi IKA PMII: Dari Superman ke Super Tim untuk Indonesia Global
Menag Nazaruddin Umar menghadiri peluncuran Musyawarah Nasional (Munas) VII IKA PMII 2025 di Jakarta, Sabtu malam (18/1/2025). |
Jakarta, DINAMIKA NEWS – Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengajak Ikatan Keluarga Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA PMII) untuk meninggalkan pola pikir yang terlalu bergantung pada individu, dan beralih menjadi sebuah "super tim" yang solid dan mandiri. Hal ini disampaikan Menag saat menghadiri peluncuran Musyawarah Nasional (Munas) VII IKA PMII 2025 di Jakarta, Sabtu malam (18/1/2025).
"Kita harus berani berpikir lain. Tradisi ke-NU-an kita selama ini terlalu fokus pada sosok superman atau superwoman. IKA PMII harus mulai membangun sistem yang kompatibel dengan zaman, menjadi super tim yang mampu bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama," ujar Nasaruddin.
Dalam Munas bertema "Aktualisasi Potensi dan Memperkuat Konsolidasi untuk Mewujudkan Kepentingan Nasional", Nasaruddin menekankan pentingnya IKA PMII berpikir lebih global. Menurutnya, dunia menantikan peran Indonesia yang lebih besar dalam geopolitik dan pengembangan Islam.
"Dunia Timur Tengah sudah selesai melahirkan Islam. Saatnya kini peran membesarkan Islam bergeser, dan Indonesia memiliki peluang besar untuk memimpin. IKA PMII harus keluar dari fokus persoalan lokal dan mulai mengadopsi pemikiran global," tambahnya.
Nasaruddin juga mendorong IKA PMII untuk menjadi organisasi yang mandiri dan tidak bergantung pada pemerintah, baik dari segi visi maupun pendanaan.
Membangun Kemandirian Finansial
Masalah pendanaan organisasi menjadi salah satu sorotan dalam pidato Menag. Ia mengingatkan bahwa ketergantungan pada dana pemerintah dapat melemahkan nilai kritis organisasi.
"Sumber keuangan di luar negeri itu banyak, kita hanya perlu belajar membuat proposal yang baik. Dengan mandiri secara finansial, IKA PMII bisa menjadi sistem yang memberikan pencerahan bagi bangsa, memiliki independensi sejati, serta berani mengkritik pemerintah dan masyarakat demi kebaikan bersama," jelas Nasaruddin.
IKA PMII sebagai Penyeimbang dan Stabilitas Bangsa
Menag juga menggarisbawahi pentingnya peran IKA PMII sebagai stabilisator yang mampu memberikan keseimbangan dalam masyarakat, baik terhadap pemerintah maupun internal PMII sendiri.
"IKA PMII harus menjadi penyuara kebenaran tanpa sungkan pada senioritas. Kepemimpinan dalam organisasi ini harus berbasis kemampuan, bukan semata pada hierarki usia atau pengalaman. Semua punya potensi untuk memajukan organisasi," tegasnya. (**)