Sekda Kabupaten Bogor,
Ajat Rochmat Jatnika menuturkan, operasi seperti ini bagian dari ikhtiar baik
Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan juga Pemerintah Kabupaten Bogor dalam
menjaga inflasi terutama fluktuasi menjelang perayaan Hari Natal dan Tahun
Baru.
Menurutnya, ikhtiar ini
luar biasa dan bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, beberapa upaya
pengendalian inflasi telah dilaksanakan di Kabupaten Bogor melalui berbagai
kegiatan yakni, Gerakan Pangan Murah yang diselenggarakan secara kolaborasi
bersama sejumlah Perangkat Daerah, Bulog, Kadin dan lainnya.
“Ini bukti bahwa kami
Pemkab Bogor hadir untuk masyarakat, bahkan kemarin kita sudah launching Saung
Inflasi isinya toko tani jadi lebih murah harganya. Karena pangan dari petani
langsung ada sayur, buah-buahan juga pupuk,” tuturnya.
Kemudian, Kepala Bidang
Disperindag Provinsi Jawa Barat, Rendi Hernandi mengatakan, Nataru biasa
permintaan barang tinggi belanja untuk kebutuhan Nataru meningkat maka akan
mempengaruhi kenaikan harga. Sebelum harga naik maka perlu antisipasi melalui
mekanisme skema melalui Operasi Pasar Bersubsidi (OPADI), yang akan
dilaksanakan selama empat kali yakni. HBKN 3 Kali pada Idul Fitri, Idul Adha,
Nataru dan untuk kondisi tertentu jika kenaikan inflasi cukup besar.
Katanya, hanya ada 10
kabupaten/kota yang mendapatkan program OPADI ini, salah satunya Kabupaten
Bogor, jumlahnya sebanyak 5.445 paket sementara untuk di Kecamatan Caringin
terdapat 1.411 paket. Ini skemanya subsidi seperti diskon, Pemerintah
memberikan diskon sebesar 35 persen per paket.
“Per paket isinya terdiri
dari beras premium kualitas nomor 1 seberat 5 kg, minyak goreng premium, gula 2
kg dengan total Rp147.700. Kami diskon kasih subsidi sehingga masyarakat cukup
membayar Rp102.000, mudah-mudahan untuk menghadapi Nataru kondisi harga akan
lebih stabil,” Rendi. (Pur)