Budayakan Ketahanan Pangan, Pemkab Bogor Sukseskan Program B2SA
Bupati Bogor Iwan Setiawan mengungkapkan, saat ini semua
wilayah tengah menghadapi cuaca ekstrim yang sangat mempengaruhi terhadap
kondisi pertanian salah satunya di Kabupaten Bogor. Budaya ketahanan pangan
lokal sangat penting untuk mengganti konsumsi nasi dengan alternatif pangan
lokal seperti talas, ubi, jagung yang dapat dimodifikasi menjadi tepung dan
aneka makanan yang kaya akan karbohidrat sama halnya seperti mengkonsumsi
nasi.
Menurutnya, dibutuhkan komitmen, sinergi dan kolaborasi
bersama antara pemerintah, segenap pemangku kepentingan dan elemen masyarakat
dalam upaya membangun ketahanan pangan nasional.
Oleh karena itu, melalui peringatan hari pangan sedunia ini,
ia mengajak semua untuk berupaya merubah perilaku konsumsi masyarakat dengan
lebih banyak mengkonsumsi pangan lokal sebagai alternatif pengganti bahan
pangan khususnya impor yang sulit dijangkau.
"Saya minta kepada para camat untuk aktif
mensosialisasikan dan mengedukasi kepada masyarakat pentingnya mengkonsumsi
Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman (B2SA), untuk mewujudkan ketahanan pangan
lokal di Kabupaten Bogor," ungkap Iwan Setiawan.
Perlu diketahui, Kabupaten Bogor memiliki biodiversitas
pangan lokal yang kaya gizi seperti singkong, ubi, jagung, sorgum, ganyong,
talas dan sumber protein telur dan ayam serta berbagai jenis ikan air tawar.
Mari kita bersama-sama melakukan aksi nyata dalam membangun
ketahanan pangan melalui edukasi dan promosi penganekaragaman pangan lokal
kepada masyarakat. Bersama kita dukung program “B2SA habiskan!” beragam,
bergizi seimbang, dan aman serta habiskan makanannya untuk menghindari
kemubaziran," jelasnya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Bogor, Asep Mulyana
mengungkapkan, Hari Pangan Sedunia Tahun 2023 Tingkat Kabupaten Bogor mengusung
tema "Hidup Lebih Sehat dan Bahagia dengan Konsumsi Pangan Lokal".
Menurutnya, pangan lokal berperan sebagai sumber keragaman
pangan untuk pencapaian pangan dan gizi keluarga sebagai hasil kreativitas
budaya dan kearifan lokal yang dapat meningkatkan keragaman makanan bergizi,
yang senantiasa mendapat dukungan dan sudah sering disosialisasikan langsung
oleh Bapak Bupati.
"Sebab pola konsumsi yang sehat dengan pangan lokal
tentunya memerlukan kolaborasi dan komitmen lintas sektor yaitu dari pemerintah
baik level pusat, maupun daerah, sektor swasta, private, akademisi, peneliti,
komunitas, media dan masyarakat pada umumnya pemerintah dalam hal ini berperan
dalam koordinasi penetapan kebijakan dan promosi pemanfaatan pangan
lokal," jelas Asep
Perlu diketahui untuk mendukung peningkatan ketahanan pangan
Kabupaten Bogor, Pemerintah Kabupaten Bogor melalui Dinas Ketahanan
Pangan
antara lain, penyediaan infrastruktur lumbung pangan
sebanyak 8 unit yang tersebar di 4 kecamatan. Penyediaan infrastruktur lantai
jemur sebanyak 9 unit di 4 kecamatan, selanjutnya penyaluran pen cadangan
pangan pemerintah Kabupaten Bogor sebanyak 102,7 ton per September 2023 bagi
masyarakat Kabupaten Bogor yang terkena bencana alam dan non alam yang tersebar
di 20 kecamatan.
"Lalu gerakan pangan murah komoditas strategis sebanyak
35 kali sampai dengan bulan Oktober termasuk hari ini juga menyelenggarakan
pangan murah. Kemudian sosialisasi registrasi pangan segar asal tumbuhan yang
telah menghasilkan 182 dokumen izin edar, pangan segar asal tumbuhan pada 10
pelaku usaha per September 2023," terangnya.
Kemudian penanganan daerah rawan pangan di tujuh kecamatan
pertama melalui program pertanian keluarga komoditas cabe kepada tiga kelompok
tani, pemberdayaan harapan pada dua kelompok tani, penyediaan infrastruktur
melalui pembangunan rice milling sebanyak dua unit bagi dua kecamatan. Lalu
penyediaan unit untuk desa adat Malasari sebanyak lima unit, fasilitasi lomba
sektoral di dua lokasi, intervensi desa konvergensi stunting di 13 desa,
pertanian masuk sekolah di 2 lokasi, serta sosialisasi B2SA di sekolah dasar
dan sekolah menengah pertama. (Mil/Nan)