Transformasi Agama Dalam Media Komunikasi di Tatanan Masyarakat Digital
3/25/22
Bogor, Dinamika News -- Guna memaksimalkan pengetahuan di era komunikasi dan jejaring serba digitalisasi era 4.0, Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam (FDKI) Institut Ummul Quro Al-Islami (IUQI) gelar Seminar Nasional dengan tema " Transformasi Agama Dalam Media Komunikasi di Tatanan Masyarakat Digital, bertempat di Gedung B Komplek Kampus Institut Ummul Quro Al-Islami, Kecamatan Leuwiliang Kabupaten Bogor.
"Penggunaan media digital untuk efektivitas dakwah menjadi keniscayaan. Ini merupakan era baru, media baru yang digunakan banyak orang saat ini," ungkap Dr. Gun Gun Haryanto M.Si selaku Pakar Komunikasi Media & Politic Literacy UIN Jakarta ketika menjadi Keynote Speaker dalam Seminar Nasional yang dihelat oleh Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam (FDKI) Institut Ummul Quro Al-Islami pada Kamis (24/3/2022).
Lebih lanjut Pakar Komunikasi Gun Gun menjelaskan, data penelitian PPIM UIN Jakarta dirinya menyebutkan, 54,87 persen pengguna internet memperoleh pengetahuan agama melalui internet. Dalam hal ini adalah media sosial, blog, dan portal berita. Berikutnya adalah buku, saluran televisi, pengajian umum, media cetak, seperti majalah, buletin, selebaran, dan lainnya.
"Anak-anak muda banyak mendapatkan pengetahuan agama dari konten digital yang tersebar di internet. Ini menunjukkan bahwa kita harus memperbanyak konten keislaman yang menguatkan nilai wasathiyah dan kebangsaan, sehingga banyak orang mendapatkan pemahaman keislaman yang rahmatan lil 'alamin," papar Gun Gun.
Rektor Institut Ummul Quro Al-Islami Bogor, Dr. Saiful Falah M, Pd sangat mengapresiasi dan sangat mendukung kegiatan seminar nasional yang di prakarsai oleh FKDI, dirinya mengatakan kegiatan inilah yang bisa mendorong mahasiswa untuk lebih berkhidmat dalam dakwah secara digital dengan maksimal.
"Seperti contohnya dengan selesainya pembuatan film yang bernuansa Islami berjudul Memilihmu. Film ini ditayangkan perdana di Cineapolis Lippo Plaza Kebun Raya Bogor. Semoga nanti ada film - film islami lainnya yang dihasilkan mahasiswa kami dan pegiat bisnis kreatif," jelas Saiful.
Rektor memaparkan, dakwah Islam sudah berjalan sejak 14 abad silam. Dimulai dari Rasulullah berdakwah di Makkah, Madinah, dan sekitarnya. Kemudian dilanjutkan para sahabat, tabi'in, salafus shalih, dan para ulama hingga detik ini. Dakwah tak pernah mati. Selalu membersamai gerak langkah manusia setiap saat.
"Di mana kita hidup, insya Allah ada ulama yang meneruskan dakwah Rasulullah. Kita harus mendukung seruan tauhid ini dengan hikmah, mauizhah hasanah, dan cara-cara terbaik yang menggugah hati. Media digital adalah sarana yang strategis untuk berdakwah. Mari sama-sama kita ramaikan dakwah dengan menggunakan sarana tersebut, sehingga banyak orang tercerahkan dengan pemahaman keislaman dan keindonesiaan yang penuh kearifan," bebernya.
Direktur Eksekutif Pusat Pengkajian Komunikasi dan Media (P2KM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Deden Mauli Darajat selaku narasumber dalam seminar nasional ini pun menyampaikan, untuk melakukan kegiatan dakwah digital, seseorang harus mengetahui bagaimana sesungguhnya ciri khas dari dunia digital. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan.
"Pertama, adalah keterbukaan. Dakwah digital tentu berbeda dengan dakwah analog. Misalnya, dalam khutbah jumat yang merupakan dakwah analog ini para jemaah tidak diperkenankan untuk mengajukan pertanyaan saat khutbah berlangsung. Berbeda dengan dakwah digital yang terbuka dan dapat menerima umpan balik secara langsung. Keterbukaan ini adalah ciri khas utama dalam dunia digital," ucap Deden.
Deden menambahkan, keterbukaan dalam dakwah digital adalah tantangan baru bagi para dai. Mereka harus siap dengan kecepatan penerimaan pesan dakwah kepada khalayak yang mungkin mereka secara fisik berbeda lokasi.
"Dalam waktu bersamaan, khalayak ini juga dapat secara langsung bertanya atau bahkan membantah pendapat yang dikemukakan oleh Dai tersebut," kata peraih gelar master dari Universitas Ankara Turki ini.
Dekan Fakultas Dakwah & Komunikasi Islam (FDKI) Institut Ummul Quro Al-Islami Teddy Khumaedi turut mengatakan, pendakwah masa kini harus punya kemampuan berdakwah secara digital. Ini bagian dari perkembangan teknologi yang harus diwarnai nilai keislaman cepat tersebar dan tertanam di hati banyak orang.
"Kita jaga legasi para pendahulu dengan sungguh - sungguh mengajak masyarakat kepada kebaikan," tandas Teddy. (Den)