-->

Ini Alasan Wanita Nasrani, Laporkan Pendeta Saifuddin Ibrahim ke Bareskrim Polri

Pendeta Saifuddin Ibrahim
Bogor, Dinamika News -- Pelapor Pendeta Saifuddin Ibrahim ke Bareskrim Polri,  ternyata seorang ibu rumah tangga biasa dan seorang Nasrani. Wanita kelahiran Jakarta dan berdarah Manado ini, terpaksa melaporkan Pendeta Saifuddin setelah ucapannya tak kontrol dan menyulut perpecahan.

"Dalam Channel Youtube Syaifudin Ibrahim terdapat pernyataan yang dapat menimbulkan sikap permusuhan dan kebencian berdasarkan SARA. Penyebaran  kebohongan, hasutan fitnah hingga penistaan agama," kata Rieke Ferra Rotinsulu saat ditemui di bilangan Bojong Gede Kabupaten Bogor, Selasa (22/3/2022).

Rieke menyebut alasan kenapa dirinya melaporkan Pendeta Saifudin Ibrahim ke Polisi. Karena ocehannya di berbagai kesempatan, Islam sangat direndahkan sekali, termasuk untuk menghapus 300 ayat Al Qur'an. Sedangkan penganutnya tanah air cukup besar. Kalimat yang dilontarkan sang pendeta, teridentifikasi sebagai kalimat asertif dan melabelisasi negatif bagi pemeluknya. 

Label negatif tersebut kata Rieke, tanpa sadar diucapkan oleh sang pendeta secara langsung dan dapat disebut sebagai tindakan agresif yang dapat direspon sebagai sikap permusuhan dan kebencian dan dapat mengundang permasalahan yang lebih besar. 

 "Saya sangat ragu ilmu dan pemahaman yang didapat sang  pendeta. Karena  agama yang dianutnya tidak mengajarkan kebencian dan permusuhan sesama umat. Negeri ini mau dibawa kemana, jangan dong," tegas Rieke. 

Rieke juga mengatakan alasan lain pelaporan Saifuddin Ibrahim. Menurut Rieke sang pendeta sangat memojokan Islam dan melukai perasaan umatnya dengan negative judgement.  Syaifudin Ibrahim menyebut Islam sontoloyo dengan Islam Kadrun yang mengandung daya luka semakin besar. 

Alasan berikutnya, Islam disebut Saifuddin diidentikan dengan kekuasaan, perebutan kepemimpinan sejak awal hingga akhir. Saifuddin juga mengebut kurikulum yang ada di Madrasah Tsanawiyah, Aliyah, hingga perguruan tinggi menjadi sumber kekacauan karena kurikulumnya tidak benar.

Bahkan Saifudin menyebut kurikulum di pesantren, melahirkan kaum radikal. "Pak, Jangan takut untuk dirombak. Bapak periksa, ganti guru-gurunya. Karena Pesantren itu melahirkan kaum radikal semua," salah satu ucapan Saifuddin.

Pelapor Rieke Ferra Rutinsulu juga menjelaskan ucapan yang disampaikan pendeta Saifuddin Ibrahim masalah Pengajar di pesantren Al Zaytun Indramayu disebut Saifuddin menjadi pusat teroris. Hai ini dapat menimbulkan sikap permusuhan dan kebencian mendalam terhadap civitas Al Zaytun disebut sebagai sumber teroris. 

Ucapan ini kata Rieke, memicu perpecahan karena dapat menimbulkan luka mendalam bagi civitas Al Zaitun dan disebutkan sebagai sumber teroris. "Kita sadari selama ini semua teroris itu datangnya dari pesantren tidak ada teroris itu datang dari sekolah Kristen, nggak mungkin," ungkap Pendeta Saifudin yang ditirukan pelapor.

Dalam akhir penjelasan, Rieke mengatakan banyak hal lain ucapan pendeta Saifuddin Ibrahim yang menyulut permusuhan dan membuat gemes. "Ocehan pendeta Saifudin Ibrahim harus dihentikan dengan membuat lapor ke Bareskrim Polri di Jakarta dengan nomor LP/B/0133/III/2022/SPKT Bareskrim Polri tanggal 18 Maret 2022," tegas Rieke. (Den)

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel