Ujian ANBK Bagi PKBM Hal Baru, Rusmana: HP Android Tak Semua Punya
9/21/21
Bogor, DinamikaNews -- Pelaksanaan ujian program Asesmen Nasional Berbasis Komputer. (ANBK) bagi siswa yang tergabung dalam proses belajar mengajar di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) menjadi kendala serius.
"ANBK merupakan program Kementarian Pendidikan dan Kebudayaan dan hal baru bagi PKBM. Ditengah pandemi Covid-19 program tersebut kurang tepat dilaksanakan. Mengingat keterbatasan belajar mengajar dan peralatan," kata Kepala PKBM Bintang Tunas Mulia (BTM) Rusmana pada wartawan, Selasa (21/9/2021) malam.
Menurutnya, selama pandemi Covid-19 proses belajar mengajar dilakukan daring dirumah. Sementara para siswa masih banyak terkendala seperti tidak punya Hand Phone (HP) Android, atau sinyal kurang baik untuk mengikuti belajar di rumah lewat daring.
"Ujian program ANBK bagi siswa PKBM tergolong baru dan siswa PKBM telah terdata dengan baik, maka mau tak mau ANBK harus diikuti, meski berat. ANBK akan dilaksana pada bulan ini," kata Rusmana.
Menurutnya pelaksana ANBK untuk paket C akan dilaksanakan dalam dua gelombang yakni gelombang pertama 20-21 September dan gelombang kedua 22 hingga 23 September dan bergabung dengan SMPN 5 Kota Bogor.
Rusmana menjelaskan program ANBK merupakan program baru kementerian bagi PKBM dan persoalannya, kementerian kurang sosialisasi dengan para pelaksana PKBM yang kesulitan memiliki peralaran seperti komputer karena keterbatasan dana. Karena umumnya para penyelenggara tidak mentargetkan biaya bagi siswa yang belajar di PKBM.
"Para siswa bisa belajar sepuasnya dan bayar seikhlas atau seredhonya. Itu moto juang PKBM Bintang Tunas Mulia, yang selama ini telah berjalan" tegas Rusmana.
Pelaksanaan ujian ANBK tahun ini tegas Rusmana, selain terkendala kurang sosialisasi dari kementerian dan ditingkat Provinsi hingga ditingkat kota maupun Kabupaten kurang tersosialisakan. Akibatnya jadi kendala serius.
Akhirnya berdampak pada para pelaksana PKBM di daerah kelimpungan untuk mengikuti pelksanaan ujian ANBK. Namun demikian para siswa yang ikut belajar di PKBM tetap mengikuti ujian tersebut, karena ini bagian dari program kementerian.
"Ini bagian dari program pemerintah, mau tak mau harus diikuti. Walaupun pada dasarnya PKBM mengalami kesulitan ditengah kondisi pandemi Covid 19 dan banyak yang belajar secara daring," ungkapnya.
Rusmana juga menjelaskan pelaksanaan ANBK tahun ini seakan dilakukan diera normal dan tak ada Corona. Dampaknya, akan terjadi ketimpangan dalam pelaksanaan dan kesiapan untuk mengikuti ANBK yang berjalan seperti kehidupan normal.
Selama ini ungkap Rusmana baik sekolah reguler maupun PKBM, belajar secara daring, masih banyak disana sini terkendala HP androit, tak semua siswa memiliki Hp. Selain itu warga yang ikut PKBM masih banyak siswa yang belajar di PKBM tidak stara (umur sekolah, red) dan kebanyakan tidak setara melebihi umur bahkan banyak siswa penganguran.
"Itu kondisi sesungguhnya yang terjadi pada siswa yang mengikuti belajar pada PKBM di negeri ini," tegasnya.
Diperparah lagi tutur Rusmana, kondisi ekonomi masyarakat terhimpit akibat berbagai kebijakan pemerintah untuk memutus mata rantai Covid-19 seperti adanya PSBB maupun PPKM hingga ganjil genap. Hal ini berdampak ekonomi masyarakat dan berdampak pula pada siswa terutama pada siswa yang tergabung dalam PKBM. (Den)