| Menurut Prof Kehormatan Kun Nurachadijat. |
BOGOR, dinamikanews.id — Kasus Luar Biasa (KLB) terkait Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) kembali terjadi di Kota Bogor. Program MBG yang diproduksi oleh SPPG Batutulis dan beroperasi di wilayah Bogor Selatan ini dilaporkan telah menimbulkan puluhan korban dari berbagai jenjang sekolah.
Menurut Prof Kehormatan Kun Nurachadijat, Pemerhati Publik dan Sosial Kota Bogor yang juga tokoh masyarakat Sumeru 70, sebanyak 50 siswa mengalami gejala keracunan setelah mengonsumsi makanan dari program tersebut. Para korban berasal dari sejumlah sekolah, yaitu SDN Lawang Gintung: 2 orang, SDN 02 Batutulis: 11 orang, SDN 03 Batutulis: 25 orang, SMK PUI: 12 orang
Dinas Kesehatan Kota Bogor mencatat bahwa 45 korban telah mendapatkan penanganan medis di Puskesmas Bogor Selatan, Puskesmas Bondongan, dan Puskesmas Lawang Gintung. Sementara itu, satu pasien dirujuk ke RS Ummi, dan empat pasien lainnya mendapatkan perawatan di RS Melania.
Kun menjelaskan bahwa uji organoleptik—prosedur pengecekan rasa dan bau sebelum makanan dibagikan—sebenarnya sudah dilakukan oleh guru dan tenaga pendidik, sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP).
Namun, seorang guru dari SMK PUI yang melakukan uji organoleptik melaporkan adanya bau tidak sedap pada ayam, terutama ketika dimakan pada bagian akhir.
"Seharusnya jika ada indikasi ini, MBG tidak dibagikan," tegas Kun, Minggu (16/11).
Indikasi tersebut kini menjadi salah satu poin penting yang tengah didalami oleh petugas kesehatan.
Dinas Kesehatan Kota Bogor saat ini masih melakukan investigasi menyeluruh terkait penyebab KLB tersebut. Kun menambahkan bahwa hingga saat ini belum ada laporan resmi, namun proses penelusuran terus dilakukan.
Pihak Kantor Staf Presiden (KSP) juga telah berkoordinasi dengan Korwil SPPG Kota Bogor dan saat ini masih menunggu laporan kronologi resmi dari lapangan.
"Demikian dilaporkan, akan diperbarui pada kesempatan pertama. Terima kasih," tutup Kun. (Abah Tataros)

