| Aktivitas cut and fill untuk meratakan lahan oleh pengembang swasta di Blok Combrang RT 03/02, Desa Tobat, Kecamatan Balaraja, Kabupaten Tangerang. |
TANGERANG, dinamikanews.id – Tiga bidang tanah sawah seluas lebih dari 4.000 meter persegi di Blok Combrang RT 03/02, Desa Tobat, Kecamatan Balaraja, Kabupaten Tangerang, diduga telah beralih nama kepemilikan secara sepihak tanpa adanya transaksi jual beli dari pemilik aslinya.
Tanah yang selama ini digarap warga Desa Parahu, Kecamatan Sukamulya, kini menjadi sengketa setelah pihak pengembang dari salah satu perusahaan swasta melakukan aktivitas cut and fill untuk meratakan lahan. Aksi embangunan cut and fill mendapat hadangan dari warga dan pemilik tanah, yang menolak keras karena merasa tidak pernah menjual tanah tersebut.
Salah seorang pemilik tanah, Murdi, menegaskan dirinya tidak pernah melakukan transaksi jual beli dengan pihak manapun.
"Kami berusaha sekuat tenaga menjaga tanah sawah saya, karena saya belum pernah menjualnya kepada siapa pun," ujar Murdi, Selasa (28/10/2025).
Senada, salah seorang ahli waris, Rasta, menyatakan bahwa dirinya bersama keluarga dan warga sekitar siap mempertahankan hak atas tanah orang tua kami dari dugaan praktik mafia tanah.
"Kami bersama warga berjaga di lokasi proyek untuk menjaga tanah kami, karena kami belum pernah menjual tanah. Kok tiba-tiba sudah dimiliki pengembang," tegas Rasta.
Menurut Rasta, tanah sawah tersebut telah mereka miliki dan garap selama puluhan tahun, bahkan jauh sebelum adanya rencana pembebasan lahan untuk proyek pengembang.
"Kami masih menunggu mediasi dan musyawarah dari pihak pengembang dan pemerintah desa Tobat untuk menyelesaikan masalah ini," tambahnya.
Kepala Desa Tobat Endang Suherman mengatakan akan membantu keluhan warga pemilik tanah untuk mediasi dan musyawarah dengan pengembang, Aun.
"Kumpulkan keluarga, besok, (Rabu, 29/10), saya akan datang dan melihat lokasi," kata Endang kepada perwakilan pemilik tanah di kediamannya, Selasa (28/10/2025).
Hingga berita ini diturunkan, pihak pengembang, belum memberikan tanggapan resmi. (Nan)

