Getar Pakuan Maskot Seni Budaya Bogor yang Terlupakan, Kini Siap Bekerja Sama dengan Pemkot - Dinamika News
News Update
Loading...

8/02/25

Getar Pakuan Maskot Seni Budaya Bogor yang Terlupakan, Kini Siap Bekerja Sama dengan Pemkot

BOGOR, dinamikanews.id — Setelah melewati masa mati suri akibat pandemi COVID-19, Sanggar Seni Getar Pakuan akhirnya bangkit dan kembali menari. Kebangkitan ini dirayakan dalam gelaran okGetar Pakuan Festival yang berlangsung meriah di Mall BTM, Sabtu, 2 Agustus 2025.

Pimpinan Sanggar Getar Pakuan, Zen Djuansyah, menegaskan bahwa meski telah berdiri sejak tahun 1992 dan berkontribusi besar dalam membawa nama Kota Bogor ke tingkat nasional bahkan internasional, sanggar ini belum pernah benar-benar merasakan dukungan nyata dari Pemerintah Kota Bogor.

"Dua tahun terakhir ini, Getar Pakuan mulai hidup lagi dan berkarya di dunia seni tari. Tapi selama 32 tahun kami berdiri, kami mandiri bersama para orang tua murid. Tidak ada bantuan dari pemerintah," ujar Zen.

Terancam Terusir dari Rumah Sendiri

Pimpinan Sanggar Getar Pakuan, Zen Djuansyah.

Zen juga menyampaikan kekecewaannya atas dikeluarkannya surat perintah pengosongan Gedung Kemuning Gading, tempat Sanggar Getar Pakuan berlatih selama ini. Padahal, sanggar tersebut dibentuk berdasarkan SK Korpri Kota Bogor, dan gedung itu secara historis dikenal sebagai "rumahnya Getar Pakuan".

"Kami merasa diusir. Keberadaan kami seakan tak dihargai lagi oleh Pemerintah Kota Bogor," ujar Zen dengan nada haru.

Dalam semangat kebangkitan ini, Zen berharap Pemkot Bogor bisa memberikan fasilitas tempat pelatihan yang layak, setidaknya hingga pembangunan Gedung Kemuning Gading selesai.

Dr. Kun Nurachadijat, SE, MBA, selaku Pembina Ekonomi Kreatif Kota Bogor yang hadir di festival tersebut, turut memberikan dukungan kepada Getar Pakuan.

"Sanggar ini sudah berjuang untuk negara tapi malah terkesan dianaktirikan. Saya minta Disbudpar Kota Bogor untuk bangkitkan kembali seni budaya dan merangkul komunitas pelaku seni yang masih aktif," tegasnya.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bogor, Firdaus didampingi Kabid Kebudayaan Dani, menghadiri acara Getar Pakuan Festival 2025.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bogor, Firdaus, menyampaikan bahwa Getar Pakuan adalah bagian penting dari sejarah budaya Kota Bogor.

"Getar Pakuan itu milik Pemerintah Kota Bogor, dibentuk untuk mewadahi anak-anak Korpri. Saya sendiri bagian dari Getar Pakuan. Banyak lulusan sanggar ini yang kini mendirikan sanggar sendiri," ungkap Firdaus.

Firdaus memastikan bahwa Getar Pakuan akan dirangkul kembali oleh pemerintah, termasuk untuk berkolaborasi dalam acara-acara resmi Pemkot Bogor.

"Gedung Kemuning Gading memang rumahnya Getar Pakuan. Kami akan perhatikan keberadaannya dan pastikan mereka punya tempat latihan. Kami tunggu karya-karya terbaik mereka," tambahnya, didampingi Kabid Kebudayaan, Dian.

Salah satu dosen Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI), Devi Supriatna, menegaskan bahwa Getar Pakuan merupakan identitas sanggar seni Kota Bogor yang harus mendapat dukungan penuh dari berbagai pihak, termasuk Pemerintah Kota Bogor. Menurut Devi, keberadaan Getar Pakuan bukan hanya sebagai simbol seni, tetapi juga berperan sebagai laboratorium fakultas seni yang tumbuh dan berkembang di tengah masyarakat.

"Getar Pakuan tidak hanya menjadi wadah pemekaran seni, tetapi juga berfungsi sebagai penjaga nilai-nilai seni budaya, khususnya dalam bidang tari," ujar Devi.

Ia menambahkan bahwa Getar Pakuan membentuk para siswa bukan hanya untuk mengenal dan mempelajari seni tari tradisional. Lebih dari itu, sanggar ini membentuk karakter anak didik menjadi pribadi yang cerdas, berkualitas, serta menjunjung tinggi nilai-nilai budaya.

"Ini bukan sekadar tempat belajar menari, tetapi tempat membentuk kepribadian berbudaya," tambahnya. (Nan)

Share with your friends

Give us your opinion
Notification
Aktifkan loncengnya jika ingin update artikel di web ini.
Done