Penutupan Intensive English Course di Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami
Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami (PMUQI) sukses menyelenggarakan penutupan program Intensive English Course for Teachers and Students. |
Bogor, DINAMIKA NEWS – Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami (PMUQI) sukses menyelenggarakan penutupan program Intensive English Course for Teachers and Students, sebuah inisiatif pengembangan bahasa Inggris yang berlangsung selama satu pekan, mulai dari Selasa (21/1/2025) hingga Selasa (28/1/2025). Acara yang diselenggarakan di Gedung Serba Guna (GSG) PMUQI ini diikuti oleh santri terpilih dan guru pengajar.
Program ini terlaksana berkat kerja sama antara PMUQI dan Basic English Course (BEC), yang dipimpin oleh Muhammad Kalend Osen, pendiri Kampung Inggris Pare. Dalam sambutannya, Mr. Fu, sapaan akrabnya, yang juga CEO BEC, menekankan pentingnya konsistensi dan praktik dalam mempelajari bahasa Inggris.
"Language is practice and Practice makes perfect," ujar Mr. Fu, yang memberi apresiasi kepada 100 siswa dan para guru yang telah berpartisipasi aktif selama program ini. Menurutnya, mereka adalah "agent of change" dan "language ambassador" yang akan membawa dampak positif, tidak hanya bagi lingkungan pesantren, tetapi juga bagi masyarakat luas.
"Kita tidak bisa mengubah dunia secara instan, tetapi kita bisa memulai dengan perubahan kecil setiap hari, dimulai dari diri kita sendiri," tambahnya, memberikan semangat bagi semua peserta.
Sementara itu, Pimpinan Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami, K.H. Saiful Falah, juga menyampaikan apresiasi yang mendalam kepada tim pengajar BEC atas dedikasi mereka selama program ini.
"Alhamdulillah, selama satu pekan penuh, para siswa dan guru telah mendapatkan pengalaman belajar bahasa Inggris yang menyenangkan. Kita melihat bagaimana bahasa Inggris bisa menjadi alat untuk menjelajahi dunia. Apakah belajar bahasa Inggris itu mudah? Ya, sangat mudah jika kita mau mencoba," kata K.H. Saiful Falah.
K.H. Saiful Falah juga memberikan contoh pembelajaran interaktif dengan menterjemahkan kata-kata sederhana dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris, seperti 'rumah sakit' yang menjadi 'hospital' atau 'sapu tangan' yang berubah menjadi 'handkerchief'.
"Bahasa itu sederhana, tinggal bagaimana kita mempraktikkannya. Dengan menguasai bahasa Inggris, kalian bisa menjelajahi dunia," tegas beliau, sembari mengajak peserta untuk terus melatih kemampuan bahasa Inggris mereka sebagai bekal untuk masa depan.
"Jika kalian ingin melangkah lebih jauh dan menggapai peluang global, kuasai bahasa Inggris. Ini bukan hanya tentang belajar bahasa, tetapi juga tentang membangun masa depan," tutupnya.
Dengan semangat baru dan keyakinan bahwa penguasaan bahasa Inggris akan membuka banyak peluang, program ini diharapkan mampu memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi seluruh peserta. (Jamil)