Diduga Kuat, Salah Satu SDN di Kecamatan Bojong Gede Melakukan Pungli
7/02/21
BOGOR, DinamikaNews - Sejumlah orang tua murid di salah satu sekolah dasar negeri merasa resah dan kesal. Disebabkan adanya iuran untuk pelajaran komputer. Padahal dimasa pandemi ini pelajaran dilakukan secara daring atau online.
Salah seorang orang tua murid yang enggan disebutkan namanya itu mengatakan ditengah ekonomi sedang terpuruk akibat pandemi covid-19 yang belum terkenal. Ternyata masih ada guru atau sekolah SDN di wilayah Bojong Gede Kabupaten Bogor, melakukan pungutan atau iuran pendidikan.
Salah satu iuran yang harus dibayar orang tua murid yaitu biaya pelajaran komputer sebesar 180 ribu per tahun di tambah biaya untuk LKS setiap murid sebesar 170 ribu per semester.
"Selama ini, anak saya belajar dirumah melalui online tapi anehnya dalam ujian pada tanggal 22 Juni 2021 kemarin ada pelajaran komputer selama setengah jam. Padahal selama ini belum pernah dikasih pelajaran komputer," ungkap orang tua murid berinisila EL kepada media, Kamis (1/7/2021).
Sebelumnya pada bulan Ramadhan kemarin, sekolah memberi tugas prakarya. Dimana para murid untuk menghias botol tema ramadhan dengan botol sirop yang masih utuh. Diduga para guru melakukan stok kebutuhan berbuka puasa hingga menjelang lebaran.
Menyikapi keluhan orang tua murid, Ketua Umum Pengembangan Aspirasi Rakyat, Khotman Idris mengatakan bahwa ini udah merupakan pelangaran yang luar biasa. Pasalnya sudah ada ketentuan tentang Ombusman tertangal 17 September 2018 aturan Dana BOS yang di bayarkan ke sekolah untuk kebutuhan permurid sebesar Rp 800.000/Tahun.
"Perbuatan oknum sekolah tersebut telah melakukan Pungli (pungutan liar) , dikemanakan Dana BOS dan untuk siapa uang hasil pungli tersebut Untuk itu dari pihak penegak Hukum dan pengayom Hukum segera akan di konfirmasi, biar segera turun tangan untuk periksa. Jika sekolah melakukan pelanggan hukum maka para oknum tersebut harus di pecat buat pelajaran untuk sekolah yang lain.
Ketika wartawan mengkonfirmasi masalah tersebut kepada pihak sekolah via telepon genggam, namun belum mendapatkan jawaban. (Dod)