PUBLIKASI KINERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOGOR, “PERTEMUAN PUBLIKASI PENGUKURAN STATUS GIZI BALITA” - Dinamika News
News Update
Loading...

12/09/20

PUBLIKASI KINERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOGOR, “PERTEMUAN PUBLIKASI PENGUKURAN STATUS GIZI BALITA”

Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor menyelenggarakan kegiatan Pertemuan Publikasi Pengukuran Status Gizi Balita tahun 2020 selama dua hari yakni pada tanggal 2 dan 3 Desember di Ruang Serbaguna 1 Setda Kabupaten Bogor. 

Karena masih dalam masa pandemi Covid-19 kegiatan dilaksanakan secara virtual. Diikuti sebanyak 230 peserta yang terdiri dari unsur perangkat daerah, camat, kepala puskesmas, dan kepala desa. 

Dari perangkat daerah peserta 40 orang, camat 40 orang, kepala puskesmas 101 orang, kepala desa lokus stunting 38 orang dan unsur undangan 11 orang. Adapun untuk narasumber menghadirkan dari Dinkes Provinsi Jawa Barat dan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). 

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor Drg. Mike Kaltarina Mars menjelaskan, saat Indonesia merupakan salah satu negara dengan prevalensi stunting yang cukup tinggi dibandingkan dengan negara-negara berpendapatan menengah lainnya.

Angka nasional prevalensi stunting selama 10 tahun terakhir, menunjukkan tidak adanya perubahan yang signifikan dan ini menunjukkan bahwa masalah stunting perlu ditangani segera. 
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan 30,8% atau sekitar 7 juta balita menderita Stunting telah ditetapkan sebagai angka nasional dalam dokumen perencanaan dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau TPB. Dan perlu dijelaskan, ada penurunan dari riskesdas 2013 ke 2018. 

"Upaya percepatan perbaikan gizi merupakan bagian dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) dengan dua tujuan yaitu mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan, dan nutrisi yang lebih baik dan mendukung pertanian berkelanjutan," kata dia.

Menurut Kadinkes, permasalahan stunting tidak dapat diatasi oleh sektor kesehatan saja, namun merupakan tanggungjawab bersama. Terdapat dua model intervensi untuk mencegah/menangani stunting yaitu intervensi spesifik dan sensitif. 

Intervensi spesifik umumnya dilakukan oleh sektor kesehatan dan berkontribusi 30% pada penurunan stunting, sedangkan intervensi sensitif dilakukan diluar sektor kesehatan dan dapat berkontribusi 70%. 

Oleh sebab itu dalam rangka mengoptimalkan upaya intervensi stunting bersinergi lintas program dan lintas sektor, diperlukan sumber data akurat dan terkini yang akan digunakan bersama untuk mendukung kegiatan upaya percepatan penurunan stunting.

"Bulan Penimbangan Balita (BPB) merupakan kegiatan Pemantauan Status Gizi (PSG) yang merupakan bagian dari surveilans gizi," ucapnya.
Bulan Penimbangan Balita, kata Drg Mike Kaltarina Mars, dilakukan melalui penimbangan untuk pengukuran status gizi balita yang merupakan kelompok umur yang dapat dijadikan sebagai salah satu indikator status gizi masyarakat.
"Bulan Penimbangan Balita (BPB) pada balita di Kabupaten Bogor telah dilakukan secara berkala setahun 2 kali yaitu pada bulan Februari dan Agustus," bebernya.

Dengan melakukan pengukuran Berat Badan dan Tinggi Badan/Panjang Badan melalui BPB, diharapkan seluruh balita di Kabupaten Bogor dapat diketahui status gizi seluruh balita yang ada.

"Pada masa pandemi ini kegiatan Bulan Penimbangan Balita (BPB) tetap dilakukan dengan menerapkan protokol Kesehatan, dengan pertimbangan untuk memperoleh Informasi status gizi balita di Kabupaten Bogor, dan untuk diketahui besaran masalah gizi yang ada disetiap tingkatan kecamatan, desa, posyandu bahkan ke level individu, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan dalam menentukan desa dan kecamatan prioritas/lokus intervensi stunting tahun 2022," paparnya.

Lebih lanjut dijelaskan Kadinkes Kabupaten Bogor, hasil Bulan Penimbangan Balita Bulan Agustus tahun 2020, balita yang diinput melalui aplikasi eppgbm sampai dengan tanggal 22 Nopember 2020, baru mencapai 56,47 % (target 80 %) dari sasaran balita 577.656 anak, diperoleh hasil balita dengan status gizi normal 224.599 anak (86,36%), balita Kurang gizi (Underweigh) 18.719 anak (7,20%), balita pendek (Stunting) 36.307 anak (14.12%), balita kurus 16.625 (6,42%) dan balita gizi buruk 4.224 anak (1,6%).

Meskipun hasil kegiatan bulan penimbangan balita baru mencapai 56,47%, belum sesuai target, data tersebut akan tetap dugunakan sebagai bahan Analisa di Kabupaten Bogor agar balita-balita yang sudah diketahui berada dalam masalah gizi dapat segera di intervensi melalui kegiatan AKSI Pencegahan dan Penanggulangan Stunting.

Menurutnya lagi, kegiatan Pertemuan Publikasi Prevalensi Stunting hasil Kegiatan Pemantauan Status Gizi Balita di Kabupaten Bogor, bertujuan enginformasikan hasil kegiatan Bulan penimbangan balita pada bulan Agustus 2020.

Kemudian memberikan informasi prevalensi Status gizi balita per kecamatan pada tahun 2020, menginformasikan prevalensi Status gizi balita per Puskesmas, menginformasikan prevalensi Status gizi balita per desa lokus tahun 2020, serta menginformasikan permasalahan-permasalahan pelaksanaan pengumpulan data status gizi balita di Kabupaten Bogor.

"Tidak hanya itu, tujuan lainnya adalah diperolehnya upaya pemecahan masalah pelaksanaan pengumpulan data status gizi balita di Kabupaten Bogor, serta tersedianya dokumentasi hasil publikasi data prevalensi stunting di Kabupaten Bogor," ucapnya. (Adv)

Share with your friends

Give us your opinion
Notification
Aktifkan loncengnya jika ingin update artikel di web ini.
Done