BOGOR, dinamikanews.id – Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor resmi meluncurkan Strategi Graduasi Kelompok Penerima Manfaat (KPM) Bantuan Sosial dan Tata Kelola Distribusi Bantuan Sosial Korban Bencana di Paseban Sri Bima, Balai Kota Bogor, Senin (11/8/2025).
Dua inovasi ini merupakan proyek dan aksi perubahan yang digagas oleh Kepala BKPSDM Kota Bogor, Dani Rahadian serta Kepala Bagian Administrasi Pembangunan Setda Kota Bogor, Irfan Zacky Faizal, selaras dengan visi "Bogor Beres, Bogor Maju" yang diusung Wali Kota Dedie A. Rachim dan Wakil Wali Kota Jenal Mutaqin.
Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, menegaskan, penerima bantuan sosial tidak selamanya harus berada dalam posisi menerima bantuan. Melalui strategi graduasi, masyarakat diarahkan untuk menjadi lebih mandiri.
"Penerima bantuan tidak abadi. Harus ada yang namanya graduasi, agar taraf hidup masyarakat meningkat dan mandiri," ujarnya.
Graduasi dilakukan dalam dua cara yaitu pertama Graduasi alami, otomatis terhapus dari daftar penerima jika penerima meninggal, pindah domisili, atau sudah mampu. Kedua Graduasi pemberdayaan, menaikkan "kelas" penerima dari tidak mampu menjadi mampu melalui pelatihan, pembekalan kewirausahaan, hingga intervensi keterampilan yang sesuai.
Dani Rahadian menjelaskan, inovasi ini juga memperkuat aplikasi SOLID milik Dinsos Kota Bogor dengan fitur Sistem Monitoring Cerdas (Simoncer). Fitur ini memperbarui data secara real-time setiap tiga bulan. Graduasi akan didukung regulasi berupa Perwali, SOP, juklak-juknis, serta pendampingan langsung.
Prosesnya meliputi seleksi usia produktif, pembinaan mindset bersama psikolog, coaching clinic kewirausahaan, pelatihan keterampilan, hingga penyaluran bantuan yang tepat sasaran.
Untuk tata kelola bantuan kebencanaan, Irfan Zacky Faizal mengungkapkan adanya pembaruan fitur pada aplikasi SOLID yang memungkinkan penyaluran bantuan dilakukan seketika saat bencana terjadi.
"Semua proses, mulai dari laporan, dokumentasi, hingga pencairan bantuan bisa dilakukan cepat dalam satu sistem. Akuntabel, transparan, tepat sasaran, dan efisien," tegasnya.
Dengan sistem ini, gap waktu penyaluran bantuan bisa ditekan seminimal mungkin sehingga korban bencana dapat segera mendapatkan dukungan yang dibutuhkan.
Tidak hanya di bidang sosial, inovasi juga hadir di sektor kesehatan. Direktur RSUD Kota Bogor, Ilham Chaidir, meluncurkan aksi perubahan Bogor Sehat yang fokus pada promotif, preemtif, dan preventif kesehatan masyarakat.
"Upaya ini bukan hanya menangani penyakit, tapi mencegah dan memberikan edukasi agar warga tetap sehat," jelasnya.
Dengan sinergi lintas sektor ini, Pemkot Bogor menargetkan penyaluran bantuan yang lebih tepat sasaran, pemberdayaan yang berkelanjutan, dan peningkatan kualitas hidup warga secara menyeluruh. (Ismet)